Inggris Dukung Penggunaan Rokok Elektrik, Asosiasi Konsumen: Bukti Produk Ini Rendah Risiko
- Kementerian Kesehatan Inggris akan mendorong satu juta orang perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif, khususnya rokok elektrik atau vape.
Nasional
JAKARTA – Kementerian Kesehatan Inggris akan mendorong satu juta orang perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif, khususnya rokok elektrik atau vape. Sementara untuk perempuan hamil yang merokok, Pemerintah Inggris akan menawarkan tambahan insentif keuangan untuk membantu berhenti merokok.
"Kami akan menawarkan satu juta perokok sebuah bantuan baru untuk berhenti. Kami akan mendanai skema nasional ‘beralih untuk berhenti' – yang pertama di dunia," kata Menteri Kesehatan Inggris, Neil O’Brien, Selasa, 11 April 2023 lalu.
Kementerian Kesehatan Inggris menargetkan negaranya untuk bebas dari rokok mulai tahun 2030. Dengan mendukung skema ‘swap to stop’ atau beralih untuk berhenti, pihaknya akan membagikan perlengkapan vape secara gratis kepada satu juta perokok. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah perokok di negara tersebut.
- Dinobatkan Bulan Depan, Raja Charles Lebih Kaya dibanding Ratu Elizabeth
- Diam-Diam, Astra Infra Kucurkan Investasi Rp800 Miliar di Tol Cipali
- Catat! Ini Jadwal Pembayaran Dividen Jumbo United Tractors Rp7.003 Selembar
- IHSG Hari Ini Dibuka Melemah 18,82 Poin ke Level 6.799,76
Pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau vape, produk tembakau yang dipanaskan, serta kantong nikotin untuk membantu perokok beralih dari kebiasaannya bukan tanpa sebab. Terlebih, hasil kajian ilmiah lembaga eksekutif Departemen Kesehatan Inggris, Public Health England yang kini dikenal dengan nama UK Health Security Agency (UKHSA) menunjukkan produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Menanggapi hal ini, Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, turut mendukung pemanfaatan produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.
“Produk tembakau alternatif bisa mengurangi bahaya rokok karena proses pemakaiannya tidak dibakar. Rokok elektrik, misalnya, memakai sistem pemanasan sehingga risikonya bisa 90-95 persen lebih rendah daripada rokok,” jelasnya.
Meski profil risikonya lebih rendah, Johan menekankan agar produk tembakau alternatif tidak disalahgunakan pada kalangan anak-anak, perempuan hamil, maupun non-perokok. Sebab, produk hasil pengembangan teknologi dan inovasi ini dimaksudkan sebagai alternatif bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti dari kebiasannya.
Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Jenderal Asosiasi Personal Vaporizer (APVI), Garindra Kartasasmita, mengatakan bahwa masyarakat sudah semakin paham tentang risiko kesehatan akibat merokok. Untuk itu, penggunaan produk tembakau alternatif bisa membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Garindra, yang juga merupakan mantan perokok yang telah beralih ke produk tembakau alternatif, mengatakan akses terhadap informasi produk tembakau alternatif yang komprehensif harus terbuka luas untuk mencegah hoax.
“Kami berharap pemerintah lebih membuka diri dan objektif terhadap riset produk tembakau alternatif agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat,” ujarnya.