Ingin Geser Kekuatan Batu Bara, Airlangga Sebutkan Tantangan Transisi Energi
- Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto memaparkan sejumlah tantangan realisasi proyek transisi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Nasional
JAKARTA- Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto memaparkan sejumlah tantangan realisasi proyek transisi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Sejumlah tantangan tersebut antara lain keterbatasan jaringan, teknologi, dan pembiayaan. Sehingga perlu pembiayaan dan transfer teknologi pada saat transisi energi menjadi hal penting.
“Tidak hanya memperhitungkan cost and benefits tetapi juga memastikan tidak ada yang tertinggal dalam prosesnya," ujar Airlangga, Jumat 27 Mei 2022.
Selain kendala di atas, sumber energi utama Indonesia masih berasal dari batu bara. Dalam Rencana Umum Energi Nasional sebagaimana diatur dalam Perpres No 22/2017 memproyeksikan, porsi energi fosil dalam bauran energi Indonesia pada 2050 mendatang sekitar 68,80%.
Saat ini, porsi energi fosil dalam bauran energi masih sekitar 89%, rinciannya yakni batu bara 38%, minyak bumi 32%, dan gas bumi 19%.
- Dari Pertamax hingga Listrik, Berikut Sejumlah Barang yang Alami Kenaikan Harga
- Bayar Tol Tanpa Setop Mulai Berlaku Akhir 2022, Intip Kecanggihan Multi Lane Free Flow (MLFF)
- Mulai Bangkit, Harga Aset Kripto LUNA dan UST Naik Dua Digit
Sebagaimana diketahui, pemerintah memiliki target realisasi bauran energi sebesar 23% pada 2025. Adapun sumber EBT potensial yang dapat dikelola Indonesia adalah tenaga matahari, air, angin, panas bumi, dan gelombang air laut yang dapat menyumbang 442 Gigawatt (GW).
Sayangnya, porsi bauran EBT pada 2021 baru mencapai 11,5%, yang artinya masih jauh dari target 23% pada 2023.