<p>Suasana karyawan bekerja di kantor Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 14 September 2020. Bank Mandiri menyesuaikan kantor cabang operasional di Wilayah DKI Jakarta menyusul Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara penuh untuk mengerem laju penambahan kasus Covid-19. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Ingin Jadi Bankir Sukses? Simak Tips dari Jahja Setiaatmadja dan Batara Sianturi

  • Siapa lulusan jurusan perbankan atau karyawan bank yang tak ingin sukses seperti sosok Jahja Setiaatmadja dan Batara Sianturi? Kedua bankir ini telah menginspirasi banyak generasi setelahnya karena kesuksesan masing-masing memimpin bank swasta terbaik di Indonesia dan bank asing terbaik di Indonesia saat ini.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - Lulusan jurusan perbankan atau karyawan bank mana yang tak ingin sukses seperti sosok Jahja Setiaatmadja dan Batara Sianturi? Kedua bankir ini telah menginspirasi banyak generasi setelahnya karena kesuksesan masing-masing memimpin bank swasta terbaik di Indonesia dan bank asing terbaik di Indonesia saat ini.

Bagaimana mereka bisa seperti saat ini? Menurut Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), salah satu kemampuan dasar yang banyak membantunya dalam meniti karir adalah kemampuan interelasi. Saat memuali karirnya sebagai auditor, mulanya ia kerap dimintai tolong senior di kantornya untuk memfotokopi, mengingat di era tersebut belum marak office boy di perkantoran. Sambil memfotokopi, Jahja mengasah keahlian accounting & finance nya.

Namun dari situ ia terus belajar selama meniti karir dari posisi bawah hingga pada akhirnya ada di posisi puncak saat ini. Semua pelajaran saat masih di posisi bawah selalu ia ingat meskipun kini ia berada di posisi teratas. Hal ini pula yang membuatnya senantiasa tidak sombong, tidak tinggi hati, tidak jumawa, selalu berusaha menghargai sesama dan selalu ingat betul bahwa segala sesuatu yang hebat membutuhkan tim yang kuat.

“Pemanusiaan kita antar sesama manusia itu harus betul betul baik yah, jadi interrelation itu penting. Dalam karir saya, saya merasakan itu yang banyak menolong saya karena sebagai President Director gak mungkin lah saya tahu semuanya. Ibu-ibu Tim Corporate Communication ini lah yang masing-masing lebih pintar dari saya, di bidang mereka masing-masing. Tapi bagaimana mengkordinasikan, mengorkestra supaya kita itu menjadi satu kesatuan dan hasilnya bagus. Karena kita gak bisa kerja sendirian," kata Jahja di sela wawancara ekslusif dengan TrenAsia.com, akhir November 2022.

Ditambahkan Jahja, faktor lain adalah kecintaan akan pekerjaannya. Ada kisah unik karena ternyata menjadi bankir bukanlah cita-cita awal Jahja saat lulus SMA dulu. Saat lulus SMA, yang Jahja mau adalah kuliah di jurusan kedokteran gigi. Namun karena kondisi perekonomian orang tua yang tidak memungkinkan, akhirnya Jahja memilih jurusan ekonomi yang notabene murah meriah di era itu.

Alasan ia tidak menjadikan ekonomi sebagai pilihan pertama sederhana. Sejak SMA ia paling benci pelajaran tata buku dengan semua materi soal debet dan kreditnya. Melelahkan menurut Jahja. Namun semua pandangannya terhadap accounting dan finance berbeda sejak ia kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

“Tapi sesudah masuk Universitas Indonesia itu, gak tuh (benci accounting), ya gaya mengajar dosen-dosennya menjelaskan itu dengan logika. Wah ternyata ini bukan hanya debet kredit, adalogika di balik itu. Bukan suatu hafalan yah justru harus menggunakan logika. Jadi saya malah jatuh cinta tuh, suka accounting & finance. Itu saya pelajari waktu mulai kerja juga sebagai auditor," tambah Jahja.

Berbeda lagi dengan Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia. Bankir yang sudah mengahabiskan 21 tahun hidupnya malang melintang di luar Indonesia yakni AS, Australia, Hungaria dan Filipina ini merasa ketika calling  (panggilan) bertemu dengan passion, maka kesuksesan akan tercapai dengan sendirinya. 

“Kalau mau jadi international banker ya mesti yakin itu panggilannya. Atau ada juga yang kita mau, this is my passion gitu ya. Jadi ada dua itu. Tapi lebih bagus lagi if your passion is your calling. Karena kalau passion aja tapi itu bukan panggilannya ya itu kadang-kadang agak gak nyambung. Panggilannya jadi golfer tapi dia jadi dokter jadi saya rasa dia gak happy. Jadi kalau yang mau bagus sih panggilannya itu sama dengan passionnya. So if your calling is to be an international banker, make sure it is your passion," kata Batara di sela wawancara ekslusif dengan TrenAsia.com, awal Desember 2022.

Selanjutnya, bersiaplah untuk menjalani kehidupan sesuai panggilan tersebut. Ia mencontohkan, dalam karir profesionalnya, ada kenikmatan yang harus dibayar dengan pengorbanan. Misalnya saat harus meninggalkan Indonesia tahun 2005 lalu ketika ditunjuk menjabat sebagai Citi Chief Officer di Hungaria, iya pun membawa istri dan ketiga anaknya yang masing-masing baru berusia 14 tahun, 8 tahun dan 7 tahun.

Be ready for that life. Jangan cuma meliat enaknya saja. Ada pengorbannnya gitu ya, dan pengorbanan itu mesti seiya sekata. Jadi waktu saya meninggalkan Indonesia tahun 2005 itu kan bawa keluarga gitu. Jadi keluarga juga mesti menopang kita. Orang melihatnya mungkin keren, ih Facebooknya keren. Dia gak tahu bagaimana tegangnya geopolitik di luar sana," kata Batara.