PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) meraih penghargaan Top 100 Most Valuable Brands. / Dok Bank BJB.
Korporasi

Ingin Jadi Raksasa BPD, Bank BJB Bidik Modal Rp16,3 Triliun Tahun 2022

  • PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akan melakukan penambahan modal inti sebesar Rp16,3 triliun tahun ini.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARAT - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) atau Bank BJB terus menggodok berbagai opsi untuk naik kelas menjadi raksasa Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam jangka menengah dan besar. Penambahan modal pun terus dilakukan baik lewat rights issue, penerbitan ulang obligasi maupun holding kelompok usaha bank.

Seiring dengan target tersebut, Bank BJB pun mencanangkan agar modal mereka pada 2022 menjadi Rp16,3 triliun terdiri dari modal inti Rp12,2 triliun dan sisanya modal pelengkap Rp4,1 triliun. Angka ini naik dari posisi per akhir 2021 yang sebesar Rp11,45 triliun (individu) Rp12,56 triliun (konsolidasi) atau berada pada kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2.

Perusahaan terimbas pembaruan aturan OJK terkait kelompok bank modal inti, memaksanya turun ke KBMI 2 (modal inti diatas Rp6 triliun hingga Rp14 triliun). Namun, dampak positifnya, kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank BJB menjadi lebih luas, serta berkesempatan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah dalam melakukan aktivitas kegiatan perbankannya.

“Strategi permodalan yang efektif, kuat, dan efisien telah menjadi fokus manajemen seiring dengan terus bertumbuhnya Bank BJB menjadi bank yang semakin besar dan semakin kuat,” tulis manajemen dalam laporan tahunan di keterbukaan informasi BEI seperti dikutip Jumat, 11 Maret 2022.

Ditambahkan manajemen, komponen permodalanBank BJB saat ini didominasi oleh komponen permodalan yang bersifat permanen. Komponen modal inti merupakan komponen terbesar dalam struktur permodalan bank. 

Pada posisi Desember 2021, rasio modal inti Bank BJB baik secara individual dan konsolidasi terhadap total aset tertimbang menurut risiko (ATMR) bank mencapai 17,89% dan 18,07%. Rasio tersebut berada di atas ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan batasan minimum yaitu 6% baik secara individual maupun konsolidasi. 

Adapun perhitungan rasio modal inti utama (Common Equity Tier 1 Ratio) terhadap total ATMR bank baik secara individual dan konsolidasi pada Desember 2021 mencapai 13,87% dan 14,25% yang berada di atas ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia dengan batasan minimum yaitu 4,50%.

Penambahan modal saat ini juga sedang diupayakan lewat PMHMETD atau rights issue. Bank BJB tengah menawarkan sebanyak-banyaknya 682.656.525 Saham Biasa seri B dengan nilai nominal Rp250 per saham, dan dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.355 per saham.

Jumlah dana yang diterima perseroan dari PMHMETD I ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp924,9 miliar. HMETD akan dibagikan kepada para pemegang saham Perseroan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 7 Maret 2022.

Sejak diperdagangkan, minat investor tergolong sangat baik, yang terlihat dari 75% dari total target yang ditetapkan telah diserap oleh pemegang saham. Masih ada waktu mengingat masa perdagangan masih panjang sampai tgl 16 maret 2022.

Upaya lain di luar rights issue adalah rencana penerbitan kembali obligasi subordinasi sebanyak banyaknya Rp1 triliun. Hal ini diharapkan membuat struktur permodalaan bank semakin kuat sehingga akan mendorong kinerja perusahaan akan semakin baik, seiring misi Bank BJB menjadi bank papan atas di Indonesia.