Ingin Kaya Raya? Coba Tiru Cara Mengelola Keuangan ala Warren Buffett
Gaya Hidup

Ingin Kaya Raya? Coba Tiru Cara Mengelola Keuangan ala Warren Buffett

  • Inilah cara mengelola keuangan ala Warren Buffett yang bisa Anda tiru agar bisa kaya raya.
Gaya Hidup
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Anda tentu sudah tidak asing lagi mendengar nama Warren Buffett. Selain menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett merupakan seorang yang menjalani gaya hidup frugal living.

Warren Buffett adalah contoh luar biasa dari seseorang yang dapat Anda tiru untuk bisa meraih kesuksesan finansial. Dia senang hidup sederhana, tidak mengeluarkan uang terlalu banyak untuk barang-barang (termasuk rumahnya, mobil, dan bahkan perusahaannya, dan selalu memiliki uang tunai.

Meskipun mungkin Anda sulit untuk menjadi seseorang seperti Warren Buffett, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mencoba meniru cara pengelolaan uang seperti yang dilakukan oleh Warren Buffett. Berikut beberapa tips pengelolaan uang ala Warren Buffett, seperti yang dilansir dari laman The Motley Fool.

Miliki Kebiasaan Keuangan yang Baik

Anda mungkin tidak cukup beruntung memiliki Howard Buffett sebagai ayah Anda untuk menanamkan kebiasaan baik dalam diri Anda. Tetapi perilaku keuangan yang cerdas dapat dikembangkan dengan sedikit kerja dan komitmen. Mengubah perilaku Anda tidak mudah, tetapi itu bisa dilakukan.

Dalam buku The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business, Charles Duhigg menyebutkan 40% sampai 50% perilaku kita sehari-hari berasal dari kebiasaan. Jadi, jika tindakan Anda seputar uang tidak membuat Anda memiliki lebih banyak uang untuk diinvestasikan, inilah saatnya untuk mengubahnya. Jangan menunggu terlalu lama, karena menurut Warren Buffett, kebiasaan memang terasa ringan untuk dirasakan tapi terlalu berat untuk diubah. Jadi cobalah untuk disiplin memiliki kebiasaan keuangan yang baik.

Menabung 

Kebiasaan pertama yang harus dikembangkan adalah kebiasaan menabung. Warren Buffett berkata bahwa jangan menabung apa yang tersisa setelah dibelanjakan. Sebaliknya, Anda justru boleh berbelanja dari uang yang tersisa setelah menabung.

Para ahli keuangan merekomendasikan untuk menabung sebanyak 20% dari pendapatan Anda untuk masa depan. Cobalah memulai menabung semampu yang Anda bisa, kemudian tingkatkan saat Anda telah membangun kebiasaan menabung ini.

Jauhi Utang

Anda tentu tidak menyukai perasaan saat ingin membeli sesuatu tapi tidak benar-benar memiliki dana untuk melakukannya. Menurut Warren Buffett, jika Anda membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka Anda justru akan menjual barang-barang yang sebetulnya Anda butuhkan.

Membeli barang berdasarkan keinginan akan membawa Anda untuk terlilit utang. Jika Anda telah menghabiskan semua uang Anda untuk melunasi utang dan bunganya, maka Anda tidak akan memiliki sisa uang untuk ditabung. Hal tersebut nantinya juga akan membuat Anda kerepotan untuk memenuhi kebutuhan ke depan.

Buat Dana Darurat

Warren Buffett berpendapat dana darurat dapat dimanfaatkan untuk membayar pengeluaran yang tidak terduga. Tanpa adanya dana darurat, maka Anda mau tidak mau harus membayar tagihan dengan berutang. Jika utang yang Anda miliki tersebut tidak segera dilunasi, maka pastinya akan menimbulkan bunga.

Oleh karena itu, cobalah untuk menyisihkan sejumlah uang dari pendapatan Anda sebagai dana darurat yang bisa mencukupi kebutuhan Anda selama 3 sampai 6 bulan mendatang.

Hidup Sesuai Kemampuan

Anda tidak perlu tinggal di rumah yang mahal atau mengendarai mobil mewah untuk bahagia. Warren Buffett, yang dapat membeli properti apapun yang dia pilih, masih tinggal di Omaha, Nebraska, di sebuah rumah yang dibeli pada 1958 seharga US$31.500 atau sekitar Rp450 juta (kurs Rp14.293 per dolar Amerika Serikat).

Hal itu menunjukkan bahwa Anda tidak memerlukan banyak barang atau barang mewah untuk bisa bahagia. Anda bisa mencoba untuk hidup sesuai kemampuan tanpa harus menyiksa diri sendiri untuk ekstra berhemat yang justru dapat membuat terus merasa kurang. Sebab, akhirnya itu dapat memicu pengeluaran berlebih untuk membuang perasaan “serba-kurang” tersebut.