Ingin Piknik ke Luar Angkasa dengan Virgin Galactic? Siapkan Rp6,73 Miliar
- Misi wisata luar angkasa dari perusahaan milik Richard Branson ini akan diberi nama misi Galactic 02
Dunia
CALIFORNIA - Virgin Galactic umumkan wisata penerbangan luar angkasa pertamanya akan dimulai Agustus mendatang. Wisata ini akan dibuka untuk tiga orang dan paling lambat meluncur pada 10 Agustus 2023.
Misi wisata luar angkasa dari perusahaan milik Richard Branson ini akan diberi nama misi Galactic 02. Melansir Daily Mail, wisatawan yang ingin merasakan melancong ke luar angkasa ini harus merogoh kocek USD 450.000 atau setara Rp6,73 miliar.
Nantinya wisatawan akan masuk ke dalam pesawat ruang angkasa. Pesawat tersebut menempel pada dua pesawat pengangkut yang lebih besar untuk dibawa terbang ke luar angkasa. Setelah mencapai ketinggian 45.000 kaki di atas permukaan bumi.
- Astra Gandeng Aruna Berdayakan Nelayan Pesisir
- Intel dan Nvidia Buat Chip Khusus untuk Latih AI
- Kisah Jenderal Rusia: Menghilang, Tewas, Dipecat
Daily Mail menyebutkan saat ini Virgin Galactic telah dipesan oleh 800 orang yang ingin berwisata ke luar angkasa. Virgin Galactic menyebutkan akan merilis manifes penerbangan, termasuk awak dan pilot. Nantinya penerbangan akan diatur untuk bisa disiarkan secara langsung.
Sebelumnya, Virgin Galactic telah melakukan penerbangan untuk pertama kalinya dengan misi yang disebut Galactic 01. Fokus misi tersebut adalah menguji 13 eksperimen dalam gravitasi nol, termasuk mengumpulkan data biometrik, mengukur kinerja kognitif, dan mencatat bagaimana cairan dan padatan tertentu bercampur dalam kondisi gayaberat mikro.
Virgin Galactic memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan dua saingannya, SpaceX dan Blue Origin. Perusahaan milik Elon Musk dan Jeff Bezos itu menggunakan roket untuk meluncur ke ruang angkasa. Sedangkan perusahaan milik Richard Branson itu memilih pendekatan lain dengan menggunakan pesawat yang akan diluncurkan di ruang angkasa.
Mengutip Daily Mail, teknik yang diterapkan Virgin Galactic diklaim dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar dalam jumlah yang besar. Hal itu karena pesawat tidak menggunakan roket untuk menembus atmosfer bawah yang padat.