Pekerja menata tabung liquified petroleum gas (LPG) disalah satu agen gas non subsidi kawasan Petojo, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Energi

Ingin Tekan Beban Subsidi, Pertamina Kejar Penjualan LPG Komersial

  • Hal lain yang mendorong Pertamina mendorong peningkatan jualan pada LPG non subsidi dikarenakan tren pembelian LPG non subsidi justru merosot dibandingkan penjualan gas melon.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan tengah menggenjot peningkatan kontribusi LPG Komersial atau nonsubsidi 6 persen hingga 10 persen dari total konsumsi gas tabung 2024.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, target yang dibuat sejalan dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk mendata calon penerima LPG 3 Kg dengan KTP per 1 Januari 2024.

“Harapan Pertamina, kita bisa bantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi setidaknya 6%-10% dari total konsumsi,” katanya di Jakarta dikansir pada Kamis, 4 Januari 2024.

Lebih lanjut Riva menyebut, hal lain yang mendorong Pertamina mendorong peningkatan jualan pada LPG non subsidi dikarenakan tren pembelian LPG non subsidi justru merosot dibandingkan penjualan gas melon.

Berdasarkan paparannya, pada periode 2020 sampai dengan 2022, realisasi penjualan LPG subsidi atau penugasan terus tumbuh rata-rata sebesar 4,5% setiap tahunnya. Di sisi lain, realisasi LPG nonpenugasan atau komersial rata-rata mengalami penurunan sebesar 10,9%.  

Sepanjang transaksi 2022 lalu, realisasi penyaluran LPG 3 kg mencapai di level 7,8 juta ton. Di sisi lain, penjualan LPG komersial pada periode yang sama susut ke level 0,46 juta ton.

Kementerian SDM memproyeksikan total konsumsi LPG tahun 2024 akan mencapai 8,6 juta ton dari dua segmen pasar ya ini tabung gas subsidi dan komersial.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, alokasi LPG subsidi diberikan maksimal 8,03 juta ton sedangkan LPG komersial menutup sisa kuota di angka 570 ribu ton.

Namun Berdasarkan tren penyaluran LPG subsidi, prognosa volume penyaluran tabung gas melon itu mencapai 8,22 juta ton sampai akhir 2023. Harapannya realisasinya dapat ditekan menjadi 8,07 juta ton sepanjang 2023 selepas program verifikasi data pembelian gas melon.