Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri PEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, Jumat (3/9/2021), di Istana Merdeka, Jakarta.
Industri

Ini 10 Kelompok Kerja Indonesia-UEA CEPA di Bidang Perdagangan dan Investasi

  • Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini mengatakan, ada sepuluh kelompok kerja (working group) dari 17 bab perundingan IUEA-CEPA yang ditandatangani pekan lalu.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA -- Pemerintah Indonesia membuka kemitraan strategis di bidang perdagangan dan investasi dengan Uni Emirat Arab (UAE). Kemitraan kedua negara tertuang dalam Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA).

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan, ada sepuluh kelompok kerja (working group) dari 17 bab perundingan IUEA-CEPA yang ditandatangani pekan lalu.

Kesepuluh kelompok kerja tersebut yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, kerja sama ekonomi (termasuk usaha kecil dan menengah), kekayaan intelektual, ketentuan legal dan isu institusional, pengadaan barang pemerintah, serta industri halal dan ekonomi syariah.

"Setelah perundingan, kedua delegasi saling memahami kebijakan dan posisi masing-masing dan menyepakati sejumlah langkah tindak lanjut perundingan pertama yang akan dibahas pada perundingan putaran berikutnya. Pertemuan teknis dan intersesi akan digelar untuk saling memberi klarifikasi dan melanjutkan diskusi mengenai potensi-potensi kerja sama," ujar Made dalam keterangan resmi, Senin, 6 September 2021.

Dia menjelaskan bahwa perundingan tahap selanjutnya akan digelar pada Oktober mendatang. Pada perundingan pertama, kedua negara telah menandatangani Term of Reference (ToR) IUAE-CEPA.

ToR tersebut merupakan dokumen yang akan menjadi pedoman bagi kedua delegasi dalam menjalankan perundingan IUAE-CEPA.

Adapun perundingan IUEA-CEPA ditandatangani oleh kedua delegasi pekan lalu, tepatnya pada 2 September 2021 di Istana Bogor, Jawa Barat.

Indonesia dipimpin Made, sementara UEA dipimpin Assistant Undersecretary International Trade Affairs Sector Ministry of Economy of UAE Juma Al Kait.

Perundingan ini dilaksanakan setelah peluncuran Perundingan IUAE-CEPA secara resmi oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri PEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi pada hari yang sama.

Pelaksanaan putaran pertama Perundingan IUAE-CEPA ini juga telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo oleh kedua Menteri saat kunjungan kehormatan Menteri Thani Al Zeyoudi, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 3 September 2021.

Tujuan Ekspor Non-Tradsional

UEA merupakan salah satu negara tujuan pasar ekspor non-tradisional Indonesia yang menjadi hub perdagangan internasional di kawasan Timur Tengah.

Sementara itu bagi UEA, IUAE-CEPA menjadi perundingan dagang bilateral pertama dengan mitra dagangnya di kawasan Asia.

Nilai perdagangan Indonesia-UEA pada 2020 tercatat sebesar US$2,93 miliar dengan nilai ekspor ke PEA sebesar US$1,24 miliar dan impor tercatat sebesar US$1,68 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA antara lain minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis. 
Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari UEA di antaranya produk setengah jadi besi atau baja, hidrokarbon acyclic, aluminium tidak ditempa, logam mulia koloid, dan polimer propilena.*