Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga
BUMN

Ini Alasan Fauzi Baadilla hingga Andi Arief Jadi Komisaris BUMN

  • Alasan utamanya karena transisi, di mana pemerintah sudah seharusnya menunjuk jajaran komisaris BUMN sesuai dengan arah kebijakan.

BUMN

Debrinata Rizky

JAKARTA - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga buka suara terkait penunjukkan beberapa relawan presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi komisaris BUMN.

Menurut Arya, alasan utamanya karena transisi, di mana pemerintah sudah seharusnya menunjuk jajaran komisaris BUMN sesuai dengan arah kebijakan. Dia mengakui pertimbangannya juga karena transisi pemerintahan baru berkesinambungan dengan pemerintahan lama.

"Baru kali inilah pemerintahan Indonesia tidak putus. Ini namanya berkesinambungan, sehingga wajar saja, apa-apa yang berhubungan dengan pemerintah, itu ada transisi yang enak gitu, lancar, berkesinambungan," jelasnya saat ditemui di Posbloc Jakarta, pada Rabu, 24 Juli 2024.

Hal ini sekaligus dinilai sebagai kesinambungan pemerintahan yang terjadi saat ini antara Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, baru terjadi pertama kali sejak Indonesia Merdeka.

Alasan lainnya, lanjut Arya, yaitu terlepas dari latar belakang komisaris yang diangkat Erick Thohir, dia meyakini hal itu memiliki peran yang besar untuk memajukan BUMN.

Dia mencontohkan selama jabatan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, dividen BUMN berhasil melonjak dari Rp 42 triliun menjadi Rp 84 triliun, terbesar sepanjang sejarah, sekaligus terjadi peningkatan aset dan penurunan rasio utang.

Selain itu, pemerintah sebagai pemegang saham BUMN memiliki kewenangan untuk menentukan arah kebijakan yang sesuai dengan program yang diusung.

Ia tak menampik bahwa jika pemilihan komisaris BUMN juga bersifat politis. Sebab berbeda dengan badan usaha swasta, pengawasan dan persetujuan atas operasional BUMN tidak lepas dari peran parlemen atau DPR RI.

Fauzi Baadilla, Andi Arief hingga Burhanuddin Abdullah

Untuk hal ini Staf Khusus Erick Thohir ini mengatakan, pemilihan komisaris BUMN yang berada di pusaran kepentingan Prabowo Subianto. Pertama, dia memastikan Fauzi Baadilla dipilih sesuai dengan transformasi PT Pos Indonesia (Persero) yang kental dengan industri kreatif.

Sedangkan untuk Andi Arief, kata Arya karena, memiliki banyak pengalaman sebagai Komisaris BUMN. Adapun Andi memang merupakan Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) saat pemerintahan SBY, namun sempat mundur pada tahun 2009.

Selanjutnya Burhanuddin Abdullah. Arya menilai pemilihan eks Menko Bidang Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia (BI) menjadi Komisaris Utama PLN berdasar kepada ilmu yang sudah dimilikinya.