<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Fintech

Ini Alasan Harga Kripto Anjlok Imbas Dampak Konflik Rusia-Ukraina

  • Konflik antara Rusia dan Ukraina diikuti oleh nilai Bitcoin (BTC) dan aset kripto berkapitalisasi besar (big cap) yang mengalami kejatuhan menjelang akhir pekan.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Konflik antara Rusia dan Ukraina diikuti oleh nilai Bitcoin (BTC) dan aset kripto berkapitalisasi besar (big cap) yang mengalami kejatuhan menjelang akhir pekan. 

Sejak Kamis, 17 Februari 2022, BTC dan aset big cap lainnya terus mengalami kemerosotan. Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Minggu, 20 Februari 2022 pukul 19.00 WIB, BTC telah menyentuh level US$38.357 atau setara dengan Rp550,01 juta dalam asumsi kurs Rp14.339 perdollar AS.

Padahal, tepat seminggu sebelumnya, BTC masih berada di harga US$42.451 atau Rp608 juta. Aset big cap lainnya seperti Ethereum (ETH), Binance Coin (BNB), Cardano (ADA), Solana (SOL) dan XRP pun mengalami nasib yang serupa. 

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, jatuhnya harga-harga kripto big cap datang bersamaan dengan anjloknya pasar saham yang dipicu oleh komentar Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis, 17 Februari 2022. 

Joe Biden berkomentar bahwa meskipun Rusia sudah menarik sebagian besar pasukannya dari perbatasan Ukraina, namun invasi bisa saja terjadi dalam hitungan hari. 

“Konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dapat menyebabkan ketidakpastian lebih lanjut ke pasar aset kripto yang sudah dipengaruhi oleh kekhawatiran makro ekonomi dari kenaikan suku bunga serta pengetatan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Afid sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Tokocrypto, Minggu, 20 Februari 2022. 

Afid pun menjelaskan, harga aset kripto berkaitan langsung dengan penawaran dan permintaan. Peristiwa yang memiliki dampak pada ekonomi global dapat menentukan kebutuhan orang untuk membeli atau memiliki aset, termasuk yang sifatnya digital. 

Selama periode ketegangan geopolitik seperti yang berlangsung  sekarang karena ketegangan Rusia dan Ukraina, investor cenderung menghindari aset dengan fluktuasi harga yang tinggi dan lebih memilih untuk menyimpan dana di aset safe-haven seperti uang tunai dan emas. 

Selain konflik Rusia-Ukraina, kenaikan suku bunga juga dapat mempengaruhi kinerja pasar aset kripto. Saat suku bunga lebih rendah, investor cenderung menyalurkan dana ke investasi berisiko tinggi, termasuk aset-aset kripto. Sementara itu, jika suku bunga naik, investor pun akan mengurangi risiko untuk berinvestasi di kripto. 

Pada awal bulan, pasar kripto telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami pelemahan yang signifikan pada awal tahun. Afid pun mengatakan, saat ini tampaknya banyak pelaku pasar yang masih menunggu momen yang tepat untuk mengambil langkah investasi. 

“Meskipun perdagangan Bitcoin telah cukup aktif dalam beberapa minggu terakhir, banyak pelaku pasar masih duduk manis dan wait and see dengan volatilitas kelas aset saat ini,” imbuh Afid.