Ini Alasan Jokowi Sebut Indonesia Sudah Lewati Titik Terendah Ekonomi
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia sudah melewati titik terendah ekonomi dan tengah menuju titik balik yang membaik. Pada triwulan II- 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi menjadi minus 5,32%. Lantas, pada triwulan-III 2020 membaik menjadi minus 3,49%. “Artinya, telah melewati titik terendahnya, titik balik menuju membaik, tren positif membaik,” ujar Jokowi dikutip dari […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia sudah melewati titik terendah ekonomi dan tengah menuju titik balik yang membaik.
Pada triwulan II- 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi menjadi minus 5,32%. Lantas, pada triwulan-III 2020 membaik menjadi minus 3,49%.
“Artinya, telah melewati titik terendahnya, titik balik menuju membaik, tren positif membaik,” ujar Jokowi dikutip dari Sekretariat Kabinet.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan secara virtual pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020, Kamis, 3 Desember 2020.
Kepala Negara pun menyampaikan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia akan terus bergerak membaik pada kuartal-kuartal mendatang.
“Dengan momentum ini, saya yakin kita akan bergerak lagi ke arah positif di triwulan-IV dan seterusnya,” ujarnya.
Menurutnya, ada sejumlah indikator yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan perbaikan pada Oktober 2020. Perbaikan ini didukung oleh peningkatan impor bahan baku dan barang modal di bulan tersebut.
“Neraca perdagangan yang mengalami surplus US$8 miliar di triwulan III-2020 turut mendukung ketahanan sektor eksternal,” tutur Jokowi.
Dari sisi pasar modal dan keuangan, Presiden menyampaikan kinerja IHSG dan nilai tukar rupiah meningkat. Pada 17 November 2020, IHSG tercatat mencapai level 5.522, sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp14.050.
“Perbaikan kinerja IHSG terdorong oleh peningkatan indeks saham sektoral. Sektor industri dasar mengalami pemulihan indeks saham terbesar sejak penurunan tajam pada 24 Maret 2020,” kata Jokowi.
Presiden mengingatkan agar momentum pertumbuhan yang positif ini harus terus dijaga serta tetap fokus bergerak ke depan dalam upaya bangkit dan pulih dari pandemi.
“Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah. Kita tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan. Waspada agar jangan sampai terjadi gelombang yang kedua, yang akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah kita lakukan,” ujarnya.
Berdasarkan data per 3 Desember 2020, kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat lebih rendah dari rata-rata dunia. Kasus aktif di Indonesia sebesar 12,72%, sedangkan rata-rata dunia 28,04%.
“Tingkat kesembuhan juga semakin membaik, mencapai 84,02%. Lebih baik dari angka kesembuhan rata-rata dunia sebesar 69,56%,” kata Jokowi.