Tambang seng dan timah hitam di Dairi, Sumatra Utara, milik PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Pasar Modal

Ini Alasan Kenapa Saham Bumi Resources Minerals (BRMS) Layak Dikoleksi

  • Emiten pertambangan, PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) dinilai memiliki prospek yang cukup baik ke depannya. Terdapat sejumlah alasan yang membuat saham perusahaan Grup Bakrie ini layak dikoleksi.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten pertambangan, PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) dinilai memiliki prospek yang cukup baik ke depannya. Terdapat sejumlah alasan yang membuat saham perusahaan Grup Bakrie ini layak dikoleksi.

Equity Analyst Panin Sekuritas Timothy Wijaya mengatakan bahwa saham BRMS memiliki valuasi harga yang cukup murah dibandingkan dengan saham emiten yang bergerak di bisnis serupa. Price to Book Value (PBV) BRMS 1,3x atau ebih murah 54% dari kompetitor yang mencapai 2,9x.

Selain itu, Bumi Minerals juga sedang membangun pabrik pengolahan bijih emas kedua dengan kapasitas 4.000 ton/hari dengan target operasi pada akhir kuartal II-2022. Bahkan, kapasitas produksi diperkirakan bakal meningkat sebanyak 8x menjadi 4.500 ton/hari pada kuartal berikutnya.

Sebelumnya, jelas Timothy, perseroan telah merampungkan penerbitan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue dengan total Rp3,2 triliun sejak 2021 – 2022. Menurutnya, hal ini turut menjadi katalis positif bagi perseroan.

Kendati begitu, ia menyampaikan sejumlah risiko yang perlu diperhatikan para investor, seperti pendanaan untuk proyek PT Dairi Prima Mineral (DPM). Kemudian, adanya ketidakpastian pendapatan perseroan yang baru akan meningkat pada 2024.

“Selebihnya, perseroan baru akan mencatatkan peningkatan pendapatan yang eksponensial pada 2024 setelah kapasitas produksi mencapai titik maksimal,” ujarnya melalui riset yang diterima Jumat, 18 Fabruari 2022.

Pada 9 Februari 2022, perseroan mengumumkan bahwa anak usahanya yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM) sukses mencatatkan hasil positif dari aktivitas pengeboran di proyek tambang emas di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.

CPM berhasil menemukan tambahan cadangan bijih emas sebesar 4,6 juta ton dengan kadar 1,19 g/t Au dari lokasi penambangan terbuka di River Reef dan Hill Reef yang merupakan bagian dari Blok Poboya (Blok-1).

Selanjutnya, CPM juga memberikan informasi terkini mengenai kemajuan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas yang kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari. Hampir seluruh perlengkapan utama dari pabrik diharapkan akan tiba di Palu sesuai jadwal di bulan Februari dan Maret 2022.

Perlengkapan utama dari pabrik tersebut seperti Sag mill, Ball Mill, Crusher, Cyclone, Elution, dan Electrowinning di fabrikasi di luar negeri, yakni Australia, Afrika Selatan, dan China. 

Sedangkan, perlengkapan seperti tangki Carbon in Leach dan Thickener dibuat di Indonesia. Seluruh perlengkapan ini akan diinstalasi lebih lanjut untuk menjadi pabrik yang siap beroperasi dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari di Poboya, Palu.