Ini Alasan Manajemen BRI Rajin Buyback Saham
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melalui manajemennya konsisten menempuh langkah buyback, sebagai bentuk optimisme terhadap kenaikan kinerja. Melalui keterbukaan informasi pada 21 Januari 2022, manajemen BRI telah mengumumkan akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebesar-besarnya Rp3 triliun.
Korporasi
JAKARTA -PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melalui manajemennya konsisten menempuh langkah buyback, sebagai bentuk optimisme terhadap kenaikan kinerja.
Melalui keterbukaan informasi pada 21 Januari 2022, manajemen BRI telah mengumumkan akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebesar-besarnya Rp3 triliun.
Perkiraan nilai buyback tersebut belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek lainnya, yakni sekitar 0,33% dari nilai buyback. Buyback diperkirakan pada rentang 1 Maret 2022-31 Agustus 2023.
Manajemen perseroan menyebut, langkah tersebut tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan BRI. Saham hasil buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham pekerja dan atau direksi dan dewan komisaris perseroan.
- IHSG Terkoreksi ke Level 6.734, NETV Kembali Pimpim Top Gainers Hari Ini
- Blibli dan Tiket.com Sudah Terintegrasi, Ini Keuntungan Buat Pengguna
- Imbas Larangan Jokowi, Ekspor Batu Bara Anjlok 59,12 Persen pada Januari 2022
Analis emiten dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menyatakan buyback mengasumsikan harga BBRI saat ini masih di bawah fundamentalnya. Untuk itu, manajemen BRI percaya bahwa ke depan akan mampu kembali mengatrol kinerja fundamental. Dengan demikian, akan berimbas positif terhadap kinerja harga saham BBRI, yang menurut Reza diproyeksikan bisa menembus level Rp5.500
“Suatu saat periode buyback itu selesai dan harus dilepas lagi. Dilepasnya itu bisa balik ke publik atau dalam bentuk ESOP (Employee Stock Ownership Plan). Kalau mereka alokasikan saham hasil buyback untuk ESOP kemungkinan harapannya ada sense of belonging dari para pekerja BBRI sehingga makin giat bekerja yang pada akhirnya menopang pertumbuhan kinerja dari BBRI,” kata dia dalam keterangan resmi seperti dikutip Selasa, 15 Februari 2022.
- Mengapa Binary Option Bisa Memakan Banyak Korban? Begini Pendapat Indef
- PTPP Targetkan Fasilitas Penunjang Sirkuit Mandalika Rampung di Maret 2022
- Setelah IKN, Nyoman Nuarta Buatkan Patung Jokowi untuk Ditempatkan di Mandalika
Ditambahkan Reza, ada pergerakan positif dari saham BBRI pada 2022. Menurutnya, kemampuan manajemen BRI dalam menjaga kinerja yang baik di masa pandemi Covid-19 mendorong sentimen positif di pasar untuk mengapresiasi saham BBRI.
Seperti diketahui, sepanjang 2021 BRI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp32,22 triliun atau tumbuh 75,53% secara year on year (yoy). Penyaluran kredit BRI secara bank only juga tumbuh 7,16% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Presentase tersebut tercatat di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang sebesar 5,24%.
Kemudian BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan dengan angka non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah di level 3,08%. Sementara untuk DPK, BRI berhasil menghimpun Rp1.127,8 triliun tumbuh sekitar 7,1% yoy.
“Kinerja BRI ke depan akan terus membaik. Dalam kondisi pandemi saja, lanjutnya, BBRI bisa mencatatkan kinerja yang cemerlang dengan membukukan pertumbuhan. Apalagi jika kondisinya jauh sudah lebih baik,” tambahnya.
Pemerintah pun optimistis tahun ini merupakan masa pemulihan ekonomi. Kondisi yang membaik ini seiring dengan gencarnya vaksinasi yang dipercepat. Dengan berbagai kondisi tersebut, Reza menganalisa target price BBRI bisa mencapai Rp5.500.
“Apalagi kalau kita percaya bahwa pemulihan ini terus terjadi dan orang-orang Indonesia semangat dan gigih dalam bekerja tentunya menjadi penopang pertumbuhan buat BBRI. Untuk target price dengan melihat potensi yang dimiliki oleh BBRI harusnya BBRI bisa mencapai Rp5.500,” tambah Reza