Ini Alasan Mengapa Anak Tantrum di Hari Pertama Sekolah
- Baik tantrum atau selective mutism, keduanya berakar pada kesiapan sekolah pada diri anak.
Rumah & Keluarga
JAKARTA - Hari pertama anak sekolah terutama untuk usia TK atau SD biasanya adalah momen yang menegangkan bagi orang tua. Bagaimana tidak, orang tua yang biasanya mendampingi semua aktivitas anak, tiba-tiba harus membiarkan anak berproses di sekolah barunya sendirian.
Salah satu masalah yang kerap ditemui oleh orang tua di hari pertama anak bersekolah adalah anak yang tantrum. Dikutip oleh TrenAsia.com dari laman resmi Very Well Family pada Jum’at, 21 Juli 2023, tantrum adalah sikap ketika seorang anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustasi yang tidak terkendali. Terkadang tantrum melibatkan teriakan, injakan kaki, tendangan, bahkan berguling-guling di tanah.
Saat anak tantrum, Anda sebagai orang tua tentu merasa frustasi. Nah, agar dapat menghadapi hal tersebut dengan baik, penting bagi orang tua untuk memahami alasan mengapa anak tantrum di hari pertama sekolah berikut.
Mengapa Anak Tantrum di Hari Pertama Sekolah?
Ayatullah Kutub Hardew, M.Psi., Psikolog, psikolog sekaligus dosen psikologi di UIN Raden Mas Said Surakarta dalam wawancaranya dengan TrenAsia.com menjelaskan alasan mengapa anak bersikap tantrum di hari pertama masuk sekolah. Menurutnya, tantrum disebabkan lantaran perasaan tidak nyaman ketika memasuki lingkungan yang baru.
- Tren Istilah: Pengertian Kreditur Preferen, Kreditur Separatis, dan Kreditur Konkuren
- Geliat Pelaku UMKM Kian Meningkat, BRI Bidik Porsi Loan at Risk Kembali Single Digit
- Industri Perhotelan Ketiban Durian Runtuh Jelang Tahun Politik
“Kalau anak tantrum itu kan biasanya ketika dia memasuki lingkungan yang baru, kemudian dia tidak nyaman dan kemudian berperilaku excessive (berlebihan),”. Lebih lanjut Ayat menyebut jika wujud perilaku excessive itu tergambar dari menangis atau meronta yang berlebihan.
Perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh anak ini berakar dari ketidaksiapan sang anak ketika harus berada di lingkungan baru. “Anak-anak ini berada di lingkungan yang baru, dengan tugas dan tuntutan yang baru, termasuk dikelilingi oleh orang-orang yang baru juga. Ketika ia tidak siap, maka anak ini akan tantrum,” jelas Ayat.
Ayat juga menjelaskan bahwa tantrum anak adalah wujud upaya untuk mencapai kompensasi. “Karena dia tidak siap dan tidak nyaman dengan lingkungannya, akhirnya dia mencari kenyamanan. Dia berteriak menangis dan mencari sosok ibunya untuk meredakan emosinya yang meledak-ledak ini,” tambahnya.