Ini 'Alasan' Startup Logistik Ritase PHK Separuh Karyawan
- Startup logistik lazimnya sangat bergantung pada traffic generator seperti ecommerce dan superapps. Dukungan dari superapps tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis mereka.
Fintech
JAKARTA - Ketatnya persaingan dalam menggaet user lewat superapps memaksa beberapa perusahaan rintisan atau startup logistik melakukan PHK. Hal itu disampaikan oleh Co-Founder & Managing Partner Perusahaan Modal Ventura Ideosource, Edward Ismawan Chamdani.
Menurut Chamdani, startup logistik lazimnya sangat bergantung pada traffic generator seperti ecommerce dan superapps. Dukungan dari superapps tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis mereka.
“Jadi kalau superapps tersebut sudah mempunyai preferensi sendiri, maka satu startup logistik tidak akan mendapatkan support promo seperti yang diberikan kepada startup pilihan supperapps,” kata Edward kepada TrenAsia.com, Kamis, 27 Oktober 2022.
- Amankan G20, BSSN: Kami Siaga Sebelum dan Sesudah Acara KTT
- Mungkinkan Usia 20-an Bisa Beli Rumah? Ini Caranya
- PLN Bersiap Terima Dana Kompensasi Senilai Rp31 Triliun dari Sri Mulyani
Seperti diketahui, badai PHK tengah melandai industri startup logistik. Sebelumnya pada kuartal I-2022 perusahaan melakukan PHK terhadap ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan. SiCepat menilai jumlah karyawan yang terdampak kebijakan tersebut tidak mencapai 1 persen dari total karyawan.
Chief Marketing Corporate Communication Officer SiCepat Ekspres, Wiwin Dewi Herawati memaparkan secara komposisi jumlah karyawan yang terdampak adalah 0,6 persen dari total sebanyak 60.000 karyawan atau tepatnya 360 karyawan. PHK yang dilakukan SiCepat menimbulkan kegaduhan dan mogok karyawan lantaran dinilai dilakukan hanya sepihak oleh manajemen.
Terbaru, startup logistik Indonesia, Ritase, juga dikabarkan melakukan lay off hingga 50% dari total karyawannya. Hal ini terjadi di tengah isu akuisisi perusahaan oleh sesama startup logistik, Shipper dan Waresix.
Ketika dikonfirmasi TrenAsia, Founder dan CEO Ritase Iman Kusnadi tidak bersedia menanggapi.
Namun dalam unggahan di Linked In nya, Iman menyampaikan bahwa industri yang digelutinya saat ini masuk ke fase sangat sulit. Dari ratusan pelaku startup logistik di ASEAN, yang bisa survive dan sukses hanya hitungan jari.
“Startup life is very tough now days. Many founders establish the business in my region, 100 - 500, maybe more. And how many of them are the champion? Only few,” unggah Iman.
Tambahan informasi, Ritase diberitakan melakukan PHK terhadap sekitar 50% dari total karyawan mereka. Namun proses PHK dikabarkan telah sesuai prosedur dimana tidak dilakkan secara sepihak oleh manajemen dan memberikan pesangon.
Perusahaan penyedia platform SaaS bagi vendor dan konsumen untuk melacak pengiriman secara realtime ini dikabarkan dijajaki kepada kompetitornya, Shipper dan Waresix dengan nilai US$1 juta setara Rp15,5 miliar (asumsi kurs Rp15.567 perdolar AS).