Ini Biang Kerok Kasus COVID-19 di RI Tembus Rekor Lagi
Kasus COVID-19 di Indonesia terus mencatatkan rekor baru dalam beberapa waktu terakhir hingga menembus 2 juta kasus sejak awal inveksi. Setidaknya 56.371 nyawa melayang akibat COVID-19 hingga 25 Juni 2021.
Nasional
JAKARTA – Kasus COVID-19 di Indonesia terus mencatatkan rekor baru dalam beberapa waktu terakhir hingga menembus 2 juta kasus sejak awal inveksi. Setidaknya 56.371 nyawa melayang akibat COVID-19 hingga 25 Juni 2021.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan peningkatan kasus COVID-19 yang tinggi akhir-akhir ini diakibatkan mobilitas penduduk dan adanya varian yang menular di semua usia.
“Analisis kami menunjukkan bahwa peningkatan ini dipengaruhi oleh pertama mobilitas penduduk pada saat liburan Lebaran kemarin dan adanya variant of concern virus yang penularannya lebih cepat di segala usia,” kata dia dalam Webinar “SRIKANDI: Sistem Pengolahan Data Uji Klinik yang Lengkap dan Fleksibel“, Jakarta, dilansir Antara, Jumat, 25 Juni 2021.
- Perlancar Akses Tanjung Priok, Tol Dalam Kota Jakarta Seksi Kelapa Gading-Pulo Gebang Selesai Bulan Ini
- Daftar Lengkap Titik Penyekatan di Ruas Tol Jasa Marga Selama PPKM Darurat
- BPS Catat 27,54 Juta Orang Masih Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Dia mengatakan Indonesia saat ini sedang menghadapi gelombang tinggi kasus COVID-19 setelah titik terendahnya di Mei 2021, di mana pada 24 Juni 2021, tercatat penambahan harian kasus mencapai lebih dari 20.000 kasus. Itu merupakan angka tertinggi hingga saat ini.
Dalam menanggulangi peningkatan kasus tersebut, pemerintah menyiapkan tiga strategi utama yaitu 3T, vaksinasi, dan protokol kesehatan.
Upaya 3T mencakup tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment).
“Mari kita semua membantu dalam upaya untuk melaksanakan ketiga hal tersebut secara efektif secara integratif dan bersama-sama sebagai kewajiban kita selaku komunitas bernegara dan berbangsa,” ujar Dante.
Dia mengajak semua masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Diberitakan, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 18.872 orang sehingga mencapai 2.072.867 orang hingga 25 Juni 2021.
Kasus sembuh dari COVID-19 mengalami penambahan 8.557 orang menjadi 1.835.061 orang. Sedangkan kasus meninggal akibat COVID-19 bertambah sebanyak 422 orang menjadi 56.371 orang.
Varian Delta
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu melaporkan ada kecenderungan varian baru SARS-CoV-2 jenis Delta menyerang pasien dengan rentang usia di bawah 18 tahun pada sejumlah daerah yang sedang mengalami lonjakan kasus.
“Ada kecenderungan varian delta di beberapa rumah sakit menyerang pasien di bawah usia 18 dan ada juga 10 tahun sudah ada yang kena. Itu pengamatan kami dari perbedaan varian baru ini,” kata dia.
Dia mengatakan situasi itu dilaporkan berdasarkan laporan penelitian Whole Genom Sequencing dari Kudus, Jawa Tengah yang didominasi oleh kasus Delta.
“Di Kudus, DKI sekalipun ada bukti delta di sini, tapi di Kudus hampir semua yang kita periksa varian Delta, umumnya pada daerah yang mengalami lonjakan kasus tajam. Kita lihatnya via sampel genom sequencing yang bisa periksa varian baru,” katanya.
- Baru Saja Rilis, Fitur Fleets Justru akan Dihapus dari Twitter
- Booming Tren Daring (Serial 4): Peluang Kerja di Era Digital
- Studi Terbaru Menemukan Kekebalan Manusia Dapat Dilatih untuk Melawan Infeksi
Berdasarkan gejala klinis Delta, kata Maxi, seluruhnya memiliki kecenderungan yang sama, seperti batuk, pilek, demam dan lainnya.
“Kalau soal paparan sama semua, karena semua virus melalui droplet dan udara. Jadi orang berpapasan bisa kena tapi memang semua corona virus seperti itu, tapi memang (Delta) penularannya cepat sekali,” katanya.
Maxi menambahkan selain memiliki kecenderungan menyerang pasien di bawah usia 18 tahun, namun varian ini bisa menyerang semua umur.
“Seperti dulu saat kasus dengue pertama muncul, varian awal dengue hanya pada anak, setelah berkembang sekian tahun juga menyerang dewasa,” katanya.
Maxi menambahkan setiap varian SARS-CoV-2 memiliki spesifikasi masing-masing, namun yang perlu diperhatikan, sekalipun cepat penularannya tapi angka kematian dari varian Delta belum terbukti sangat ganas.
“Tapi tetap saja, kalau nanti terkena dan terbatas fasilitas pelayanannya berarti angka kematian bisa juga terjadi,” katanya. (SKO)
Baca Juga:
- Catat! Ini Kriteria Orang yang Boleh Diberi Vaksin COVID-19
- Vaksinasi COVID-19 di Faskes dan RS Pemerintah Kini Tidak Butuh Surat Domisili
- Catat! Ini 7 Mal yang Melayani Vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta
- Berikut Daftar Lokasi Vaksinasi COVID-19 di Jakarta
- Deretan Aplikasi untuk Mendaftar Vaksin COVID-19
- Sinovac Klaim Vaksin Buatannya Bisa Kurangi Gejala Varian Delta di Indonesia