Ini Cara Warga Antapani Bandung Kelola Sampah dengan Swadaya
- Ada berbagai metode pengolahan sampah yang dilakukan oleh warga Kota Bandung, seperti yang dilakukan warga RW 08 Cisaranten Kulon dan warga RW 21 Antapani. Warga RW 08 mengelola sampah dan menamainya dengan program zerosima atau ‘pengnolan’ sisa makanan.
Nasional
JAKARTA - Permasalah sampah masih melanda Kota Bandung. Para warga harus berpikir keras untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan mengelolanya secara swadaya.
Ada berbagai metode pengolahan sampah yang dilakukan oleh warga Kota Bandung, seperti yang dilakukan warga RW 08 Cisaranten Kulon dan warga RW 21 Antapani. Warga RW 08 mengelola sampah dan menamainya dengan program zerosima atau ‘pengnolan’ sisa makanan. Penerapan zerosima ini sebetulnya sudah dimulai sejak awal tahun 2023.
Ketua RW 08 Cisaranten Kulon sekaligus pengelola Kang Pisman (Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), Aam Imron Maosily mengatakan, setiap rumah tangga hanya perlu memilah dan memasukkannya ke dalam ember yang sudah disediakan.
- Diguyur Rp38,47 triliun, Kemenhub Targetkan Panjang Rel Tembus 7.451 kilometer
- Korsel Dorong Hubungan dengan ASEAN Dilandasi Inisiatif Solidaritas
- Bio Farma Kerja Sama dengan Takeda Komersialisasi Vaksin DBD
Satu ember untuk lima KK (kepala keluarga) yang digunakan untuk memilah. Skala rumah tangga yang pertama adalah memilah. Di wilayah ini semua warga sudah sadar untuk memasukkan sisa makanan ke ember dan memisahkan antara organik, non organik, serta bernilai ekonomis.
Sampah-sampah yang sudah dipilah nantinya akan diberikan kepada petugas sampah sebagai sedekah. Sampah-sampah yang sudah dipilah tersebut kemudian ada juga yang diambil oleh petugas kebersihan untuk diproses. Petugas kebersihan RW nantinya juga akan menyisir pemilahan ulang lagi. Kemudian, sampah organik akan dikirim ke warga yang akhirnya diproses.
Pengambilan sampah akan dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu. Prosesnya yang pertama, warga menyediakan lubang untuk pengolahan sampah organik Supaya pemrosesannya lebih cepat, pembuatan lubang tanah dicampur. Perbandingannya satu ember sampah organik dicampur dengan satu ember tanah. “Kalau ada plastik, dipisahkan lagi karena plastik adalah bahan yang sulit terurai. Campuran tersebut memakan waktu kurang lebih seminggu sebelum akhirnya siap untuk ditanam sayuran, ” ujar Aam.
Jika proses zerosima ini sudah selesai, maka akan lanjut ke metode berikutnya yaitu Sabuki atau Sampah buat Kehidupan. Hasil pengolahan sampah organik itulah yang bermanfaat bagi kehidupan, yaitu sebagai media tanam serta dapat diolah menjadi pupuk dan pakan ternak. Dari proses pengolahan pupuk, Aam mengungkapkan bahwa semua hasil olahannya murni tanpa campuran bahan kimia.
Bagi warga RW 21 Antapani, mereka cenderung memanfaatkan loseda komunal dan melakukan pemilahan sampah. Sampah rumah tangga dari setiap rumah harus dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik diangkut tiap dua hari sekali. Sedangkan sampah anorganik diangkut seminggu sekali setiap hari Minggu.
Setelah mengangkut sampah dari rumah ke rumah menggunakan gerobak, sampah organik pun dibawa ke lokasi pengolahan di lahan bantaran sungai samping Jalan Cikajang. Sampah akan dikumpulkan di loseda komunal yang berjumlah 3 buah. “Sampah-sampah organik tersebut harus menunggu kering dulu baru bisa dipanen, biasanya sekitar 2-3 bulan, ” imbuh Aam.
- Mengapa Planet Berbentuk Bulat, Bagimana Bila Berbentuk Kubus?
- Bukan di Samehadaku, Ini Link Nonton One Piece 1073 Sub Indo Gratis dan Legal
- Kementerian PUPR Mulai Bangun 47 Rusun ASN di IKN
Namun, jika dibantu dengan maggot dan mikro organisme local (mol) bisa mempercepat proses pembusukan sampah untuk menjadi kompos. Hasil dari pengolahan sampah organik bisa berupa kompos dan maggot yang dimanfaatkan untuk kebun-kebun.