<p>Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR. / Sok. Kementerian PUPR</p>
Nasional

Ini Dua Strategi Menteri Basuki Hadapi Banjir Rob Pantura

  • Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan ada dua strategi Kementerian PUPR dalam penanganan banjir rob Pantai Utara (Pantura) Jawa, yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan non-teknikal.

Nasional
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan ada dua strategi Kementerian PUPR dalam penanganan banjir rob Pantai Utara (Pantura) Jawa, yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan non-teknikal.

Pendekatan teknikal atau struktural tersebut yaitu penanganan dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB).

Sementara, pendekatan non-teknikal atau non-struktural adalah penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan perilaku masyarakat.

“Kondisi fisik tipikal di daerah aliran sungai (DAS) sepanjang Pantura khususnya di daerah Jawa Tengah memberikan tantangan tersendiri yang membuat daerah ini rentan terhadap bencana banjir dan rob,” ujar Basuki dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 26 Maret 2021.

Basuki mencontohkan DAS Tenggang dan DAS Sringin memiliki topografi permukaan relatif datar dengan kemiringan permukaan rata-rata kurang dari 3%, di mana elevasi permukaan tanah setempat hanya berkisar 0 hingga 26 meter di atas permukaan laut.

“Pengendalian banjir di area low land, seperti di Pantai Utara Jawa juga dihadapkan pada terjadinya kenaikan muka air laut hingga 6 mm per tahun dan penurunan permukaan tanah 9 cm hingga 10 cm per tahun,” tambahnya.

Selain itu, Basuki juga mengatakan kapasitas pengaliran sungai juga cenderung menurun, akibat sedimentasi dan berkurangnya luas penampang sungai akibat okupasi.

Kementerian PUPR telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang untuk membangun sejumlah infrastruktur untuk mengendalikan banjir rob yang kerap terjadi di utara Semarang.

Pertama, telah dibangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) yang melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin. Tanggul ini berguna untuk menahan limpasan rob.

Lalu, pembangunan jalan tol Semarang-Demak sepanjang 27 km yang akan terintegrasi dengan tanggul laut. Kementerian PUPR mentargetkan jalan tol ini selesai di tahun 2024.

Terakhir, Kementerian PUPR telah membangunan Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB) Semarang untuk penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Semarang.