Ini Fokus Garapan Pertamina untuk Kendaraan Listrik
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu bagian Indonesia Battery Holding (IBH) akan mengembangkan ekosistem Electrical Vehicle (EV) dengan membuat EV Battery. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, ada tujuh tahapan yang akan dilakukan, yakni mining, refining, precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack, dan recycling. “Kami akan memastikan tahapan dan langkah dalam […]
Industri
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu bagian Indonesia Battery Holding (IBH) akan mengembangkan ekosistem Electrical Vehicle (EV) dengan membuat EV Battery.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, ada tujuh tahapan yang akan dilakukan, yakni mining, refining, precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack, dan recycling.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Kami akan memastikan tahapan dan langkah dalam pengembangan EV Battery berjalan dengan baik,” ungkapnya mengutip siaran resmi, Senin, 15 Februari 2021.
Terkait hal ini, Pertamina akan fokus pada precursor, cathode, battery cell, dan battery pack. Sementara untuk tahap recycling, perseroan akan menggendeng PT PLN (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum.
Nicke menambahkan, untuk memastikan prosesnya berjalan lancar keempat perusahaan pelat merah ini akan membentuk perusahaan patungan alias joint venture bernama Indonesia Battery Corporation (IBC) pada tahun depan.
Ia bilang, pengembangan industri baterai memiliki potensi besar di Indonesia. Pertama, untuk mobility, khususnya two wheels atau motor yang potensinya lebih cepat dibandingkan dengan four wheels. Kedua, Energy Storage System (ESS) untuk menjaga keandalan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Sebagai informasi, saat ini Pertamina bersama tiga perusahaan IBH juga tengah bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan LG Energy Solution Ltd. Kerja sama ini berupa pembangunan pabrik baterai listrik hingga smelter di Indonesia dengan investasi sebesar Rp142 triliun.