Ini Kinerja Laba 2021 Lima Perusahaan Multifinace Terbesar dari Sisi Kapitalisasi Pasar
- Sebagian besar perusahaan pembiayaan (multifinance) telah merilis laporan keuangan untuk periode yang berakhir di 31 Desember 2021. Berikut rangkuman laba lima perusahaan pembiayaan terbesar dari sisi kapitalisasi pasar, yang diolah dari laporan keuangan masing-masing yang disampaikan lewat keterbukaan informasi BEI.
Korporasi
JAKARTA -Sebagian besar perusahaan pembiayaan (multifinance) telah merilis laporan keuangan untuk periode yang berakhir di 31 Desember 2021. Pasalnya, kinerja 2021 digadang-gadang mulai menunjukan pemulihan.
Berikut rangkuman laba lima perusahaan pembiayaan terbesar dari sisi kapitalisasi pasar, yang diolah dari laporan keuangan masing-masing yang disampaikan lewat keterbukaan informasi BEI.
1. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), Market Cap Rp20,5 Triliun
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan laba Rp1,13 triliun pada tahun 2021, tumbuh 61,3% dibanding periode sebelumnya. Raihan laba ini seiring pertumbuhan pembiayaan baru (booking) yang mencapai Rp13,7 triliun atau naik 79,8% year-on-year (yoy) dan 30,2% quarter-on-quarter (qoq). Kenaikan booking yang cukup besar terjadi di kuartal IV-2021 dan berbanding lurus dengan pulihnya kondisi pandemi serta peningkatan aktivitas bisnis pada umumnya.
Sejalan dengan peningkatan laba, Return on Assets (RoA) dan Return on Equity (RoE) masing-masing berada di level 9,6% dan 16,2%. Rasio keuangan ini bergerak positif dan didukung dengan pencadangan yang hati-hati, meskipun kualitas aset terus membaik.
- Zurich Insurance Hapus Logo āZā karena Disebut Sebagai Simbol Dukungan Terhadap Invasi oleh Rusia
- LPS: Makin Banyak Pelajar Sekolah Menengah Punya Rekening Tabungan
- Dompet Digital DANA Berencana Melebarkan Sayap ke Ranah Kripto, Masih Menunggu Kejelasan Regulasi
Sementara rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) dari total piutang yang dikelola turun 47 bps yoy dari 1,72% menjadi 1,25%, dibandingkan rata-rata industri multifinance sebesar 3,53% per 31 Desember 2021. NPF coverage mencapai 4,6 kali dari rasio NPF bruto sebesar 1,25%, sementara itu NPF neto mencapai 0,23%.
2. Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), Market Cap Rp7,8 Triliun
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mencatatkan laba Adira naik 18,2% secara tahunan menjadi Rp 1,2 triliun di tahun lalu.
Hal tersebut ditopang dengan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 25,9 triliun atau naik 39% yoy. Meskipun, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tercatat masih menurun sebesar 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp 40,4 triliun di 2021.
3. Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), Market Cap Rp3,5 Triliun
PT Indomobil Finance Indonesia membukukan laba sebesar Rp 114 miliar Per 31 Desember 2021, atau meningkat sebesar 63% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total aset tercatat sebesar Rp 14,2 triliun dimana terjadi peningkatan terhadap total aset Perseroan per 31 Desember 2020 yakni sebesar Rp 13,6 triliun.
Saat ini perseroan fokus melakukan pembiayaan motor, mobil, kendaraan komersial, alat berat, mesin, properti, micro financing dan multiguna dan memiliki 242 kantor layanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, dalam menyalurkan pembiayaannya Perseroan juga bekerja sama dengan lebih dari 2.000 dealer yang tersebar di seluruh Indonesia
4. Mandala Multi Finance Tbk (MFIN), Market Cap Rp2,8 Triliun
Mandala Finance mampu mencatatkan kenaikan laba hingga 178,25% yoy sepanjang 2021. Tercatat, Mandala Finance sukses mencetak laba sebesar Rp485,25 miliar di akhir tahun lalu.
Di sisi lain, Mandala Finance juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp5,03 triliun di 2021 dan mengalami peningkatan sebesar 74,14% yoy. Hanya saja, pencapaian ini masih di bawah target pembiayaan perusahaan di 2021 yang sebelumnya dipatok di Rp5,1 triliun.
Peningkatan penyaluran pembiayaan baru tersebut juga berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan. Mandala Finance membukukan pendapatan menjadi sebesar Rp1,78 triliun atau naik 14,03% dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, aset produktif perusahaan mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya, sebagaimana terlihat dari tingkat Non Performing Financing (NPF) yang mengalami penurunan dari 2,19 pada tahun 2020 menjadi 1,46 pada tahun 2021.
5. KDB Tifa Finance Tbk (TIFA), Market Cap Rp2,1 Triliun
KDB Tifa Finance Tbk belum merilis laporan keuangan tahun 2021 secara penuh. Data terakhir untuk periode yang berakhir pada 30 September 2021, tercatat laba perusahaan mencapai Rp21,22 miliar atau turun 5,6% secara tahunan. Begitupun dengan pendapatan yang susut 31% yoy menjadi Rp82.6 miliar.
Dari sisi aset, naik 30,9 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp1,44 triliun. Penyaluran pembiayaan TIFA pada periode ini mencapai kisaran Rp380 miliar, dengan porsi Rp343,7 miliar untuk sewa pembiayaan, Rp25,1 miliar buat pembiayaan konsumen, dan Rp16 miliar untuk sewa pembiayaan syariah berbasis ijarah muntahiyah bittamlik. Semuanya naik dari tahun sebelumnya.
Kemampuan industri pembiayaan atau multifinance untuk menghasilkan keuntungan ini juga terkeam oleh OJK. Menurut OJK, laba mereka turut mengerek return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan pembiayaan mampu membukukan laba bersih tahun 2021 sebesar Rp15,28 triliun, melesat 107,57% secara tahunan (year on year/yoy). Peningkatan laba itu mendongkrak return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) menjadi masing-masing sebesar 4,51% dan 11,39%.
Ekonom CORE Mohammad Faisal menilai moncernya kinerja sejumlah perusahaan multifinance tersebut terutama didorong kinerja apik di penghujung tahun atau kuartal IV-2021 dimana banyak insentif pemerintah yang diberikan.
Misalnya saja relaksasi perpanjangan PPnBM untuk kendaraan baru serta antisipasi kenaikan PPN pad atahun 2022 ini, lalu juga perbaikan harga komoditas mendorong aktivitas pertambangan menggeliat dan mendorong kredit alat berat. Lalu juga bagi yang bermain di BNPL, periode akhir tahun bertabur program diskon bagi konsumen tentunya mendorong pembiayaan mereka.