<p>Gedung BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) / Wika.co.id</p>
Industri

Ini Penyebab Fitch Rating Sematkan Prospek Negatif kepada Wijaya Karya

  • Fitch Ratings memberikan peringkat BB- untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA - Fitch Ratings memberikan Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal Issuer Default Ratings (IDR) untuk emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) di BB-. Selain itu, Peringkat Nasional Jangka Panjang WIKA ditetapkan pada A-(idn).

Manajemen Fitch Ratings menjelaskan afirmasi peringkat merefleksikan kemampuan WIKA untuk mengendalikan risiko likuiditas dan refinancing. Dalam hal ini, perseroan dinilai menjadi salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang penting di sektor konstruksi.

“WIKA memiliki order book terbesar dan profil kredit yang lebih baik dibandingkan dengan BUMN kontraktor lainnya. Adapun berdasarkan kriteria Fitch Government-related entities (GRE) total skor WIKA sebesar 15,” mengutip keterangan resmi Fitch Rating, Senin, 13 September 2021.

Sementara itu, faktor penggerak peringkat dipengaruhi oleh profil utang jatuh tempo WIKA yang membaik, setelah mendapat refinancing Komodo Bond sebesar Rp5,4 triliun.

Selain itu, Fitch Rating juga memperkirakan utang WIKA sebesar Rp15 triliun yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan masih dapat diperpanjang.

“Kami percaya WIKA akan mempertahankan akses pendanaan utang melalui hubungan perbankan yang solid, dengan 56 persen pinjamannya dari bank-bank milik negara,” tulis manajemen.

Kemudian, Fitch juga melihat perenggangan pada kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat mulai September 2021. Hal ini diprediksi dapat mendukung pemulihan WIKA pada kuartal IV tahun ini, dibantu oleh capaian kontrak baru Rp10,6 triliun pada semester I-2021.

Namun, di sisi lain outlook negatif merefleksikan ketidakpastian dalam pemulihannya. Peningkatan kasus COVID-19 dianggap akan berdampak terhadap aktivitas ekonomi pada kuartal III-2021. Alhasil, bisa mengakibatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8% tidak tercapai.

Meskipun demikian, Fitch Rating menyebut ada sejumlah faktor yang dapat membuat revisi outlook menjadi stabil. Pertama, perbaikan pada interest coverage WIKA di atas 1,5x secara berkelanjutan.

Kedua, kemampuan untuk menghasilkan arus kas operasional yang positif secara berkelanjutan. Ketiga, menguatnya kemungkinan dukungan dari pemerintah Indonesia.

Sebaliknya, ada faktor secara individual atau kolektif yang mengarah pada tindakan pemeringkatan negative atau penurunan peringkat, seperti Interest Coverage melemah dibawah 1,5x secara berkelanjutan, tekanan likuiditas, dan melemahnya dukungan dari pemerintah.