Ini Penyebab January Effect Terancam Tak Terjadi di 2023
- January effect diperkirakan tidak akan terjadi pada tahun ini. Hal tersebut menyusul adanya aksi jual bersih (net sell) asing pada awal tahun 2023 dan berbagai sentimen negatif lainnya.
Pasar Modal
JAKARTA – January effect diperkirakan tidak akan terjadi pada tahun ini. Hal tersebut menyusul adanya aksi jual bersih (net sell) asing pada awal tahun 2023 dan berbagai sentimen negatif lainnya.
January effect sendiri merupakan bentuk optimisme investor di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak positif, disebabkan harga saham yang meningkat sepanjang Januari.
Efek ini membuka peluang bagi para investor membeli saham saat harga lebih rendah pada Desember. Kemudian, mereka dapat menjualnya setelah harga sahamnya naik pada awal tahun.
“Peluang January effect masih menipis selama terjadi net sell asing,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama kepada TrenAsia.com, Rabu, 11 Januari 2023.
Nafan menjelaskan, para investor pasar modal masih akan memperhatikan nilai net sell yang sudah Rp1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp20 triliun sepanjang Desember 2022.
Selain itu, lanjut dia, kekhawatiran mengenai pelambatan pertumbuhan ekonomi global yang disertai dengan peningkatan probabilitas resesi dunia. Di samping itu, sejumlah bank sentral memberlakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif (aggressive tightening monetary policy).
“Perlu diperhatikan juga bahwa terdapat efek windfall profit dari commodity boom prices sudah mereda,” tambah Nafan.
Secara teknikal, pergerakan indeks komposit terpantau bergerak turun terbatas (limited downside) dengan support mulai 6.558 hingga 6.475. Sedangkan, level resistance diperkirakan pada 6.641 hingga 6.691.
Menjelang penutupan perdagangan Rabu, 11 Januari 2023, pasar modal Indonesia masih tampak mengalami tren negatif. IHSG terkoreksi 0,57% pada level 6.584,45 pada pukul 15.40 WIB.