<p>Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja (kiri) didampingi Presiden Komisaris Bank OCBC NISP Pramukti Surjaudaja (tengah) dan Komisaris Independen Bank OCBC NISP Rama P. Kusumaputra (kanan) menyampaikan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank OCBC NISP 2020<br />
di Jakarta, Kamis (2/4).</p>
Industri

Ini Positioning Bank OCBC NISP ke Depan

  • Dalam menjalankan strategi bisnis ke depan, teknologi juga menjadi keniscayaan mengingat pola transaksi nasabah di lapangan juga sudah berubah. Saat ini hanya tersisa 3% saja dari total transaksi nasabah yang masih dilakukan lewat kantor cabang.

Industri

Yosi Winosa

JAKARTA - Di tengah gempuran persaingan bank papan menengah atas beserta bank digital yang terus memanas, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) terus konsisten untuk menggarap solusi intermediasi perbankan kepada nasabahnya. Perseroan ingin fokus mengikuti journey nasabah baik perorangan maupun korporasi, serta memenuhi semua kebutuhan finansial mereka secara komprehensif.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mengatakan di tengah tren open banking di mana dunia semakin borderless dan transparan, perusahaan beruntung karena hanya memiliki sekian ratus kantor cabang dan ribuan staf. Dengan kerampingannya, perusahaan bisa lebih cepat berubah di era saat ini. 

Pun dengan maraknya bank digital, bukan menjadi masalah bagi perusahaan karena justru bisa saling melengkapi. 

“Peran OCBC NISP adalah bagaimana kita bisa memberikan solusi pada nasabah, tidak hanya nasabah perorangan dan tidak hanya pada saat sekarang. Bagaimana kita memenuhi kebutuhan dia dari tahap mereka misalnya baru kuliah, sampai nanti mulai usaha, usahanya meningkat besar sampai sangat besar, dia IPO dan sebagainya. Kebutuhan anak-anaknya dan keluarganya, itu kita harus bisa merajut solusi ini,” kata Parwati di sela wawancara khusus dengan TrenAsia.com, pertengahan Desember 2022.

Ditambahkan, sebagai bagian dari grup OCBC, pihaknya juga bisa menyediakan kebutuhan finansial nasabahnya saat mereka berekspansi ke luar negeri. 

“Kemudian saat usahanya ekspansi ke luar perlu pendanaan, bagaimana kita sebagai bagian dari OCBC Group bisa terus membantu nasabah kita agar kebutuhan financialnya terus terpenuhi. Jadi positioningnya itu, kita harus bisa memberi intermediary solution,” tambah Parwati. 

Dalam menjalankan strategi bisnis ke depan, teknologi juga menjadi keniscayaan mengingat pola transaksi nasabah di lapangan juga sudah berubah. Saat ini hanya tersisa 3% saja dari total transaksi nasabah yang masih dilakukan lewat kantor cabang.

Tambahan informasi, OCBC NISP yang berdiri di Bandung pada tahun 1941 kini menginjak usia 81 tahun. Per lahan tapi pasti, bank ini terus berkembang dari semula fokus ke UMKM, melantai di bursa dan masuk ke jajaran top 10 perbankan Indonesia.

OCBC Overseas Investments Pte. Ltd sendiri sejak tahun 2005 sudah menjadi pemegang saham mayoritas perseroan dengan kepemilikan per akhir tahun 2019 sebesar 85,1%.