Ini Prediksi Bank DBS soal Nilai Tukar Rupiah di 2021-2022
JAKARTA – Bank DBS memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bertahan di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.500 pada 2021 sampai 2022. Dikutip dari siaran pers DBS, Rabu (10/2/2021), perkiraan dari Ekonom Bank DBS, Philip Wee, ini sejalan dengan tren resesi global sebelumnya. Pertama, USD/IDR turun tajam setelah Fed Amerika Serikat (AS) memberikan stimulus untuk […]
Industri
JAKARTA – Bank DBS memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bertahan di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.500 pada 2021 sampai 2022.
Dikutip dari siaran pers DBS, Rabu (10/2/2021), perkiraan dari Ekonom Bank DBS, Philip Wee, ini sejalan dengan tren resesi global sebelumnya.
Pertama, USD/IDR turun tajam setelah Fed Amerika Serikat (AS) memberikan stimulus untuk menstabilkan pasar keuangan global.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kedua, USD/IDR mengalami konsolidasi setelah Fed berjanji untuk menjaga kebijakan moneter yang longgar dalam mendukung pemulihan ekonomi AS.
Sejarah juga memperingatkan bahwa begitu pemulihan AS dinilai sudah cukup baik, IDR akan rentan terhadap ekspektasi arah kebijakan Fed, kurva imbal hasil obligasi AS yang naik, dan akhirnya kenaikan suku bunga oleh Fed.
Menurut Philip, perbedaan suku bunga acuan yang positif antara Fed dan Bank Indonesia (BI) akan mendukung IDR pada 2021 dan 2022. Untuk tahun 2022, konsensus memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga satu kali sebelum Fed menyiapkan kenaikan suku bunga.
Dari sisi obligasi atau surat utang, perbedaan imbal hasil obligasi yang positif juga mendukung IDR pada 2021 dan 2022. Namun, mungkin volatilitas pasar akan terjadi ketika imbal hasil 10 tahun AS naik di atas 1,50% pada 2022.
Sementara, dari sisi pasar modal, performa IHSG mengikuti pemulihan IDR ketika pasar dunia juga mengalami kenaikan pasca-Pemilu AS.
Ekonom Bank DBS menilai volatilitas IDR pada kuartal III-2020 tetap tenang. Meskipun demikian, ada kekhawatiran atas pembelian obligasi pemerintah oleh BI, CDS (Credit Default Swap) 5 tahun terus menyempit dan volatilitas mata uang tidak melonjak.
Basis swaps tidak menunjukkan tekanan likuiditas dengan bank-bank sentral terus memberikan dukungan kepada BI melalui perjanjian swap.
Pasar tenang setelah Global Markets memberikan penghargaan kepada Sri Mulyani sebagai Finance Minister of Year di East Asia Award pada Oktober 2020 atas keputusannya untuk memperluas defisit anggaran guna mendukung perekonomian selama pandemi.
Sementara itu, Ekonom Bank DBS, Radhika Rao, memberikan catatan yang menggembirakan. Arus modal kembali masuk di tengah buffers eksternal yang membaik dan harapan tinggi akan reformasi struktural yang diumumkan pada puncak pandemi.
Untuk tahun 2021, Radhika mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4%. Kebijakan moneter dan fiskal kemungkinan akan tetap kolaboratif seperti 2020, dengan BI memperpanjang bias dovish-nya (menjaga kesempatan untuk menurunkan suku bunga jika dibutuhkan nanti). Ditambah lagi, kondisi pembiayaan yang kondusif, pertumbuhan kredit turun, dan program pinjaman berjalan lancar .