Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
Nasional

Ini Rencana Erick Thohir di BUMN hingga 2034: Penyatuan Sektor Pangan dan Pupuk

  • Integrasi antara sektor pupuk dengan pangan dianggap penting karena kedua sektor tersebut saling berkaitan dalam satu ekosistem

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan telah menyiapkan rancangan (blue print) perusahaan pelat merah hingga 2034. Rancangan tersebut termasuk rencana integrasi, seperti penyatuan sektor pangan dan pupuk.

“Kami punya blue print BUMN sampai tahun 2034, yaitu 10 tahun ke depan salah satunya memperkuat ekosistem. Seperti contoh misalnya sekarang ini yang namanya pupuk dengan pangan kita terpisah, ke depan kita akan jadikan satu ekosistem," kata Erick dikutip dari Antara, pada Senin, 6 Mei 2024.

Erick menyatakan, integrasi antara sektor pupuk dengan pangan dianggap penting karena kedua sektor tersebut saling berkaitan dalam satu ekosistem. Menurutnya, saat ini kedua sektor tersebut masih beroperasi secara terpisah, dan perlu digabungkan agar dapat berjalan secara lebih efisien.

“Eksistensi pupuk dan pangan saling berkaitan dalam satu ekosistem. Tidak mungkin kita bicara pangan tanpa pupuk misalnya. Nah ini masih terpisah,” tutur Erick.

Erick juga menyoroti kekurangan dalam sektor pupuk, dalam hal ketersediaan bahan baku seperti sulfat dan fosfat. Ia menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan menjadi produsen pupuk terbesar di dunia, Indonesia harus memiliki kepastian pasokan bahan baku.

Erick menyatakan dalam pembuatan blue print, pemerintah fokus pada kepastian pasokan bahan baku industri pupuk. Meski Indonesia merupakan salah satu produsen pupuk besar di dunia, negara ini masih menghadapi masalah dalam memastikan ketersediaan bahan baku.

“Di pupuk sendiri masih banyak kekurangannya yaitu apa? Sumber bahan bakunya seperti sulfat dan fosfat. Itu kan belum terjadi sekarang, kita juga bikin blue print, supaya apa?” papar Erick.

“Kalau kita mau jadi produsen pupuk nomor lima terbesar di dunia bahkan nomor tiga terbesar di dunia, kita harus punya kepastian daripada bahan bakunya. Nah salah satunya itu yang kita dorong ke depannya,” sambungnya.

Erick menjelaskan, blue print tersebut berlaku selama 10 tahun ke depan, dengan tujuan menguatkan ekosistem BUMN. Dia mengakui transformasi ini memerlukan waktu yang panjang, seperti dilakukan di China yang membutuhkan waktu 18 tahun untuk transformasinya.

“Jadi kalau bandingkan dengan China, mereka butuh 18 tahun untuk transformasi. Jadi kalau China yang sedemikian masif memperbaiki negaranya butuh 18 tahun, saya rasa tidak mungkin BUMN Indonesia bisa dalam lima tahun,” tutur Erick.

Erick menegaskan, blue print tersebut harus dibuat secara detail dan rinci agar bisa dimanfaatkan oleh siapa pun yang akan mengambil alih posisinya di masa yang akan datang. Ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan rencana dan proyek yang telah dilakukan sebelumnya.

Erick juga membahas rencana tentang anggaran, pembagian PMN (Penyertaan Modal Negara), dan dividen untuk tahun-tahun mendatang.  Tujuannya adalah untuk memberikan kejelasan dan transparansi kepada semua pihak yang terlibat, serta mengurangi ketidakpastian di masa mendatang.

Dia menekankan pentingnya perencanaan yang matang mengingat kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti, termasuk perang tarif berbagai negara.

Persaingan ekonomi yang semakin ketat, diperlukan kesigapan dan kebijakan dalam perencanaan dan strategi untuk mengatasi tantangan yang akan datang.

“Saya membuat statement ini bukan menyalahkan siapa siapa, tapi itu introspeksi diri kita bagaimana kita harus lebih baik lagi. Karena kenapa? Kalau kita lihat sekarang globalisasi makin seram kita sudah bisa melihat bagaimana tahun depan yang namanya ekonomi ini cukup menantang,” tandasnya.