<p>Sumber: https://kemenperin.go.id/</p>
Industri

Ini Sederet Industri yang Tangguh Lawan Pandemi

  • JAKARTA – Ketangguhan sektor industri terbukti dengan masih besarnya kontribusi terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai 19,87% pada kuartal II-2020. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan masih positifnya beberapa sub sektor industri merupakan hasil dari berbagai stimulus dan penerbitan izin operasional mobilitas dan kegiatan industri (IOMKI). “Kami akan terus melakukan berbagai upaya […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Ketangguhan sektor industri terbukti dengan masih besarnya kontribusi terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai 19,87% pada kuartal II-2020.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan masih positifnya beberapa sub sektor industri merupakan hasil dari berbagai stimulus dan penerbitan izin operasional mobilitas dan kegiatan industri (IOMKI).

“Kami akan terus melakukan berbagai upaya strategis agar industri manufaktur tetap berproduksi dan berdaya saing di tengah pandemi COVID-19. Misalnya memberikan fleksibilitas bagi dunia usaha untuk beroperasi,” kata Agus dalam siaran pers, Jumat, 7 Agustus 2020. 

Meskipun kinerja industri pengolahan non migas minus 5,74%, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sejumlah sub sektor industri yang masih tumbuh positif. Hal inilah yang membuat sektor industri masih menjadi lima sektor penyumbang terbesar PDB selain sektor pertanian, konstruksi, perdagangan, dan pertambangan.

Rapor Industri

Industri yang digadang-gadang bakal memimpin pemulihan ekonomi adalah industri makanan dan minuman (mamin).

Meskipun pertumbuhannya hanya 0,22% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan dengan industri lain, namun industri mamin memiliki share terbesar terhadap keseluruhan industri.

Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kuartal I-2020, pertumbuhan industri mamin mencapai 1,87%. “Pertumbuhan sektor ini diidukung peningkatan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil/PKO).”

Diikuti sektor lainnya, industri logam dasar tercatat tumbuh 2,76%. Kinerja positif ini berkat peningkatan produksi besi-baja di Sulawesi Tengah dan meningkatnya ekspor logam dasar seperti ferro alloy nickel dan stainless steel.

Industri yang tidak kalah positif adalah industri kertas dan barang dari kertas percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh 1,10%. Pasalnya, terjadi peningkatan permintaan dari luar negeri yang membuat produksi di sentra produksi meningkat.

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku kuartal II-2020 mencapai Rp3.687,7 triliun. Sedangkan, atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun.

Ekonomi Indonesia kuartal II-2020 terhadap kuartal II-2019 mengalami kontraksi sebesar 5,32% secara tahunan. Sedangkan Ekonomi Indonesia kuartal II-2020 terhadap kuartal sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 4,19% secara kuartalan. (SKO)