<p>PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mencatat total pembayaran klain COVID-19 sebesar Rp10,9 miliar per 31 Agustus 2020. / Generali Indonesia</p>
Industri

Ini Tanggapan Asuransi Generali Terkait Regulasi Terbaru Unit Link

  • PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) percaya regulasi terbaru OJK terkait PAYDI atau unit link akan membuat kinerja produk unit-linked kian moncer, seiring terbukanya minat masyarakat karena melihat adanya penyempurnaan aturan main dari otoritas.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA -Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) percaya regulasi terbaru OJK terkait PAYDI atau unit link akan membuat kinerja produk unit-linked kian moncer, seiring terbukanya minat masyarakat karena melihat adanya penyempurnaan aturan main dari otoritas.

Untuk itu, Generali masih akan mengandalkan kelebihannya dari sisi inovasi untuk berekspansi, salah satunya terkait fitur RoboARMS yang telah mulai dinikmati para pemegang polis sejak 2019. Fitur ini bertujuan membuat nasabah unit-linked Generali lebih aman dan tentram, terutama untuk yang belum terbiasa dengan instrumen investasi.

"Dengan aturan baru, kinerja unitlink akan terus tumbuh. Sejak tahun lalu kami sudah siapkan prosesnya untuk yang batas penerapannya di tahun ini, misalnya soal cuti premi, waiting period, permodalan dan ahli, kami tidak ada masalah. Sementara yang batasnya tahun depan, seperti soal alokasi investasi, mulai kami siapkan," kata dia di sela media gathering, Sabtu, 28 Mei 2022.  

Ditambahkan, Generali saat ini memiliki 4 produk unit-linked, iPRIME, BeSmart Link, We Flexi Pro, dan Generali Flexi Optima. Berdasarkan laporan keuangan Generali per kuartal I-2022, aset khusus unit-linked mencapai Rp3,3 triliun, dari total aset mencapai Rp7,42 triliun. 

Adapun, sepanjang tahun lalu, pendapatan premi Generali secara umum mencapai Rp3 triliun, di mana unit-linked berkontribusi sebesar Rp1,54 triliun. Klaim khusus unit-linked mencapai Rp1,58 triliun pada 31 Desember 2021, sementara hasil investasi tercatat naik tipis ke Rp170,84 miliar dari sebelumnya Rp164,56 miliar pada 2020. 

Kinerja Keagenan

Ditambahkan Edy, kanal distribusi keagenan juga akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan produk unit linked. Saat ini kontribusi keagenan di generali sudah di atas 50%, dengan jumlah sekitar 11.000 agen.

Menurutnya, kehadiran agen ini masih dibutuhkan mengingat penetrasi asuransi di Indonesia yang tergolong rendah. Karenanya, produk asuransi memerlukan high touch dimana diperlukan bertemu saat melakukan penawaran.

Meskipun kebutuhan agen juga masih besar, Edy tak menampik bahwa kebutuhan digitalisasi diperlukan seiring berjalannya waktu. Maka, agen dalam menawarkan produk asuransi juga menggunakan aplikasi.

Ia mencontohkan polis nasabah yang biasanya dikeluhkan karena susah disimpan mengingat isinya yang tebal, saat ini pemegang polis bisa menyimpan polisnya di aplikasi yang kemungkinan hilangnya kecil. “Jadi kalau suatu saat membutuhkan, bisa langsung download di aplikasinya,” tambah Edy