<p>Karyawan melayani nasabah di gerai CIMB Niaga Ditigal Lounge, Mal Gandaria City, Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Ini Tantangan Terberat CIMB Niaga di 2023 Menurut Lani Darmawan

  • Hal ini mau tidak mau harus disikapi dengan penyesuaian baik di suku bunga pinjaman maupun simpanan dan memperkuat dana murah atau current account saving account (CASA) yakni giro dan tabungan.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan mengakui disrupsi menjadi tantangan terberat yang  bakal dihadapi perusahaan di 2023. Pasalnya banyak ketidakpastian yang harus dihadapi di tengah disrupsi.

Menurutnya, salah satu disrupsi yang harus dihadapi adalah tren suku bunga tinggi. BI sepanjang tahun 2022 lalu telah menaikkan suku bunga acuan 1% dari 4,5% menjadi 5,5%. Untuk itu tetap terbuka peluang untuk BI kembali menaikkan bunga acuan sebesar 1% pada 2023.

Hal ini mau tidak mau harus disikapi dengan penyesuaian baik di suku bunga pinjaman maupun simpanan dan memperkuat dana murah atau current account saving account (CASA) yakni giro dan tabungan.

Dealing with disruption. It's the unknown,” kata Lani kepada TrenAsia.com, Jumat, 31 Desember 2022.

Namun demikian, Lani tetap optimis pendapatan tahun ini tumbuh positif. Secara domestik, Indonesia memiliki konsumsi Rumah Tangga yang besar. “Still positive domestically. Indonesia has large domestic consumption,” kata Lani.

Ditambahkan, sejumlah strategi pun telah disiapkan. Di antaranya menjaga CASA yang menjadi tulang punggung dalam mempertahankan cost of fund, dengan gencar menjalankan digital channel, cash management, dan operating account.

Lalu juga fokus menyalurkan pinjaman ke sektor ritel seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Perseroan juga menggenjot fee based income lewat wealth management.

Lain dari pada itu, perseroan akan terus mengupayakan efisiensi operasional dengan automasi dan digitalisasi serta meningkatkan kualitas aset, manajemen risiko, dan penjagaan permodalan yang kuat.

Seperti diketahui, CIMB Niaga mencatatkan net income atau laba bersih tahun berjalan konsolidasian sebesar Rp3,89 triliun pada kuartal III-2022, tumbuh 23,56 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Bottom line perusahaan diprediksi bisa mencapai lebih dari Rp6 triliun hingga akhir tahun 2022.