belarusia.jpg
Nasional

Ini Yang Kita Tahu Tentang Krisis Migran di Perbatasan Belarusia

  • Krisis migran dari Timur Tengah di sepanjang perbatasan barat Belarusia telah berlangsung selama berbulan-bulan dan terus memanas. Bagaimana sebenarnya situasi ini bisa terjadi?
Nasional
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

POLANDIA-Krisis migran dari Timur Tengah di sepanjang perbatasan barat Belarusia telah berlangsung selama berbulan-bulan dan terus memanas. Bagaimana sebenarnya situasi ini bisa terjadi?

Kementerian Pertahanan Polandia telah menuduh pasukan keamanan Belarusia mengobarkan babak baru kekerasan oleh orang-orang ini dengan melemparkan batu dan benda lain ke personel Polandia.

Pemerintah Polandia, Latvia serta Lithuania, yang semuanya adalah anggota NATO telah meminta aliansi untuk berbuat lebih banyak. Sementara Uni Eropa telah memberlakukan sanksi baru terhadap Belarusia sebagai tanggapan atas apa yang digambarkan sebagai "serangan hybrid."

Ada tuduhan dan bukti pihak berwenang di Belarusia telah dengan sengaja mempersenjatai kelompok orang yang datang dari Timur Tengah tersebut. Ada juga dugaan tindakan Belarusia ini mungkin dengan dukungan langsung atau tidak langsung dari sekutu mereka di Rusia,

Pemerintah Belarusia telah dituduh mencoba memaksa orang-orang ini melewati perbatasan barat mereka sebagai pembalasan atas sanksi yang diberlakukan Uni Eropa awal tahun ini terhadap rezim Alexander Lukashenko. Sanksi diberikan ke Lukashenko dan pemerintahnya pada Mei 2021 setelah memaksa sebuah pesawat Ryanair mendarat di ibu kota negara itu, Minsk, sehingga Belarusia dapat menangkap seorang jurnalis yang ada di dalam pesawat.

Uni Eropa juga baru saja mengumumkan sanksi baru terhadap Belarusia, termasuk mengakhiri perjanjian sewa yang mencakup 17 dari 29 pesawat yang dioperasikan oleh maskapai negara tersebut, Belavia. Belavia disebut telah terlibat langsung dalam memfasilitasi pergerakan individu dari Timur Tengah, terutama Irak dan Suriah, ke Belarus melalui titik perantara.

Banyak migran mengaku dibujuk pergi ke negara Eropa Timur itu dengan berbagai alasan termasuk janji dukungan untuk mencapai Eropa barat secara legal, serta paket wisata. Namun, setelah tiba, mereka kemudian dipaksa pindah ke kamp-kamp di berbagai daerah perbatasan oleh pasukan keamanan Belarusia.

Titik penyeberangan perbatasan Kuznica-Bruzgi yang menghubungkan dengan Polandia telah menjadi titik nyala tertentu dalam beberapa hari terakhir. Pihak berwenang Polandia menuduh dinas keamanan Belarusia dengan sengaja mengatur bentrokan. Personel Polandia telah menggunakan meriam air, gas air mata, granat flash-bang, dan alat pengendalian kerusuhan lainnya sebagai tanggapan.

Kelompok massa ini kemudian terjebak. Mereka didorong mundur oleh polisi dan pasukan Polandia, Latvia, dan Lituania ketika mereka berusaha untuk menyeberang, tetapi kemudian tidak diizinkan kembali ke Belarusia. 

Pihak berwenang di Polandia juga telah dikritik karena penanganan mereka terhadap situasi tersebut dan menimbulkan pertanyaan tentang kepatuhan negara itu terhadap kewajiban kemanusiaan internasional. Setidaknya 11 migran, termasuk setidaknya satu anak, dilaporkan meninggal sejauh ini. 

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki  sebagaimana dikutip Reuters mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan Latvia dan terutama Lithuania tentang apakah akan memicu Pasal 4. Menurutnya saat ini diperlukan langkah-langkah konkrit dan komitmen dari seluruh aliansi.

Pasal 4 mengacu pada mekanisme dalam perjanjian yang membentuk NATO di mana setiap anggota bisa meminta konsultasi aliansi secara luas tentang masalah-masalah yang terkait dengan integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak terancam. 

Tidak seperti Pasal 5, Pasal 4 bukanlah seruan langsung untuk tindakan militer kolektif apa pun. Namun di masa lalu, konsultasi Pasal 4 telah mengarah pada pengerahan pasukan NATO ke negara-negara anggota untuk tujuan pertahanan. Salah satunya mengirim sistem rudal darat-ke-udara Patriot ke Turki dalam beberapa kesempatan sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang ancaman rudal balistik regional. 

Sikap NATO dan UE

Sudah ada beberapa gerakan di pihak anggota NATO lainnya untuk membantu meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan Aliansi dengan Belarusia. Dilaporkan War Zone Pekan lalu dilaporkan bahwa teknisi dari Angkatan Darat Inggris telah dikerahkan ke Polandia untuk membantu memperkuat benteng perbatasan. 

Pada bulan Juli 2021 Estonia yang terletak tepat di utara Latvia tetapi tidak berbatasan dengan Belarusia berjanji untuk mengirim gulungan kawat berduri ke Lituania guna membantu memperkuat penghalang fisik negara itu.

Ada tuduhan bahwa dinas keamanan Belarusia telah menghancurkan penghalang di sepanjang perbatasan atau setidaknya membantu kelompok yang mencoba melakukannya sendiri. Akhir pekan lalu, Penjaga Perbatasan Polandia merilis sebuah video yang disebut menunjukkan tentara Belarusia berusaha menghancurkan pagar sambil membutakan pasukan Polandia dengan lampu sorot dan laser.

Selama musim panas Estonia telah mengumumkan bahwa mereka siap untuk mengirim pesawat tak berawak yang tidak ditentukan untuk membantu memantau situasi, tetapi tidak jelas apakah aset itu telah atau pernah dikerahkan. 

Dalam seminggu terakhir pesawat E-8C, RC-135W serta sejumlah aset udara lain milik Amerika terbang di seberang perbatasan Belarusia. Semuanya merupakan pesawat mata-mata yang dapat digunakan untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi termasuk menyadap komunikasi, serta melacak pergerakan tertentu termasuk kendaraan yang mungkin membawa kelompok menuju ke daerah perbatasan.

Polandia, Latvia, dan Lithuania semuanya adalah anggota Uni Eropa, dan blok ekonomi ini telah mengambil sikap kerasnya terhadap situasi tersebut. Ini dibuktikan dengan babak baru sanksi terhadap rezim di Minsk. Ursula von der Leyen, Presiden Uni Eropa sebagaimana dikutip Reuters menyebut apa yang terjadi sekarang ini sebagai serangan hybrid. Sebuah konsep luas yang mencakup campuran taktik militer dan non-militer yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam konflik dan krisis lainnya.

Taktik asimetris ini dapat mencakup perang siber, kampanye propaganda dan disinformasi, dan ancaman ekonomi yang diprakarsai baik secara langsung oleh negara atau melalui proxy. 

Selain sanksi tentu ada upaya diplomatik yang terus dilakukan untuk mencoba menyelesaikan krisis tersebut. Kanselir Jerman Angela Merkel dilaporkan berbicara langsung dengan Lukashenko tentang situasi tersebut.Namun tidak jelas hasil dari pertemuan itu.

Bantahan Rusia

Rusia tentu saja membantah keterlibatan langsung dalam krisis dan telah berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai pembawa damai. Pekan lalu pejabat Rusia melangkah lebih jauh dengan mengangkat gagasan Uni Eropa memberikan bantuan keuangan ke Belarusia untuk merelokasi individu dari perbatasan. 

Kedutaan Besar Irak di Moskow mengumumkan rencana untuk memulangkan warga negara Irak dari Belarusia, meskipun rincian spesifik tentang bagaimana hal itu akan dilakukan dan apakah pemerintah Rusia akan terlibat dengan cara apa pun masih belum jelas.

Pada saat yang sama, Kremlin baru-baru ini menggelar sejumlah latihan militer yang jelas dimaksudkan untuk menunjukkan komitmennya kepada sekutunya di Minsk. Ini termasuk penerbangan pembom strategis Tu-160 Blackjack dan latihan udara besar, di mana dua pasukan terjun payung tewas dalam sebuah kecelakaan.

Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi semacam bentrokan antarnegara di perbatasan, risiko aksi militer besar-besaran langsung terhadap Belarus tampaknya rendah.  Tentu saja, ada ketakutan bahwa krisis dapat terus meningkat di mana salah perhitungan atau kesalahan lain dalam penilaian dapat menyebabkan konflik yang sebenarnya. 

Sebelum ini pihak berwenang Polandia telah mengumumkan bahwa salah satu tentara negara yang dikerahkan ke perbatasan telah tewas dalam penembakan tidak disengaja yang melibatkan senjata layanan Polandia, meskipun rincian spesifik tentang insiden tersebut masih terbatas. 

Sikap Amerika

Amerika Serikat menuduh krisis di sepanjang perbatasan dengan Belarus, setidaknya sebagian, merupakan upaya yang disengaja untuk mengalihkan perhatian dari situasi mengkhawatirkan yang berkembang di wilayah Rusia yang terletak di seberang Ukraina. 

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Ned Price dalam sebuah pernyataan pada 14 November 2021 menyebut tindakan rezim Lukashenka mengancam keamanan, menabur perpecahan, dan bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari kegiatan Rusia di perbatasan dengan Ukraina.

Rusia telah melakukan latihan skala besar di darat, di laut, dan di udara di wilayah Laut Hitam baru-baru ini, yang dikhawatirkan beberapa pihak bisa menjadi awal dari gelombang baru pertempuran di wilayah Donbass, Ukraina timur. Pasukan yang didukung Rusia di sana telah memerangi pemerintah di Kyiv sejak 2014, tahun yang sama ketika Semenanjung Krimea beralih dari Ukraina ke Rusia.

Kekhawatiran serupa muncul setelah pasukan Rusia membanjiri daerah dekat Ukraina awal tahun ini. Banyak dari pasukan itu tidak pernah benar-benar kembali ke garnisun mereka.

Satu hal yang pasti setidaknya untuk saat ini, baik transparansi maupun de-eskalasi dalam krisis di dan sekitar Belarus atau Ukraina tampaknya tidak akan terjadi.