Ilustrasi tangan menggenggam uang dengan latar grafik.
Dunia

Inilah 5 Perusahaan Terkaya 2023 Versi Fortune Global 500

  • Lima persahaan ini berasal dari berbagai negara dengan latar belakang bisnis yang berbeda beda. Dengan pendapatan mencapai nilai kuadriliun rupiah perusahaan ini bisa dikategorikan perusahaan terkaya saat ini.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Fortune Global 500 baru-baru ini merilis laporan terbaru mereka. Laporan yang dikeluarkan   2 Agustus 202. ini mengungkap lima perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia. 

Lima persahaan ini berasal dari berbagai negara dengan latar belakang bisnis yang berbeda beda. Dengan pendapatan mencapai nilai kuadriliun rupiah perusahaan ini bisa dikategorikan perusahaan terkaya saat ini.

Peringkat pertama ditempati oleh raksasa ritel Amerika Serikat, Walmart, dengan pendapatan mencapai US$611,3 miliar atau sekitar Rp9,3 kuadriliun (kurs Rp15000). Selama satu dekade berturut-turut, Walmart mendominasi puncak daftar Fortune Global 500. Penguasa ritel besar dan pemain kuat dalam bisnis e-commerce ini mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 6,7% , menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan konsisten.

Di peringkat kedua, Saudi Aramco, perusahaan minyak dari Arab Saudi, mencatatkan pendapatan sebesar US$603,7 miliar atau sekitar Rp9 kuadriliun pada tahun 2022. Angka ini melonjak 51% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh harga minyak yang tinggi, pasokan yang ketat, dan dinamika geopolitik seperti invasi Rusia ke Ukraina.Saudi Aramco naik empat peringkat dari tahun sebelumnya, memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri energi global.

Pada peringkat ketiga, State Grid, perusahaan energi milik pemerintah China. Berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$530 miliar atau sekitar Rp7,95 kuadriliun. Pertumbuhan impresif sebesar 15,1% dalam periode terbaru menunjukkan kontribusi perusahaan dalam memenuhi permintaan energi yang terus meningkat di China.

Amazon, raksasa e-commerce global, menempati peringkat keempat dengan pendapatan sebesar $513,983 miliar atau sekitar Rp7,7 kuadriliun. Meskipun pertumbuhan pendapatan yang tercatat sebesar 9% masih cukup stabil, namun ini merupakan pertumbuhan terendah dalam sejarah perusahaan sejak go public.

Peringkat kelima ditempati oleh China National Petroleum (CNPC), dengan pertumbuhan pendapatan sekitar 17% dari tahun 2021. Dengan total pendapatan $483.019 juta atau sekitar Rp7,7 kuadriliun, kinerja luar biasa ini terjadi di tengah ketatnya pasokan minyak global.

Prestasi ini mencerminkan dinamika dan persaingan dalam dunia bisnis global saat ini, dengan perusahaan-perusahaan besar saling berkompetisi dan beradaptasi dengan tantangan yang beragam dalam rangka mempertahankan posisi dan pertumbuhan dalam pasar yang terus berkembang.