Inilah Alasan Adhi Karya (ADHI) Minta PMN Rp2 Triliun
- PMN sebesar Rp2 triliun akan dialokasikan ADHI untuk menyelesaikan dua proyek strategis nasional (PSN), yaitu pembangunan Tol Solo-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bawen di Jawa Tengah (Jateng).
Korporasi
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengajukan proposal Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2025 sebesar Rp 2,096 triliun. Nah, terakhir kali emiten plat merah konstruksi ini memperoleh PMN pada 2022 lalu, yang jumlahnya mencapai Rp1,98 triliun.
Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson, mengungkapkan bahwa PMN sebesar Rp2 triliun akan dialokasikan untuk menyelesaikan dua proyek strategis nasional (PSN), yaitu pembangunan Tol Solo-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bawen di Jawa Tengah (Jateng).
"Kami usulkan tambahan PMN tahun 2025 sebesar Rp 2,096 triliun. Dana ini diperuntukkan untuk membiayai pembangunan kedua proyek ruas tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen," jelas Entus dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada hari Senin, 8 Juli 2024.
- Likuiditas Tengah Ketat, Risiko Kredit Bank dalam Pengawasan Khusus Alami Penyusutan
- Himbara Berebut Sumber Dana dengan Pemerintah karena Likuiditas yang Mengetat
- Prospek Saham UNTR di Tengah Melemahnya Mata Uang Rupiah
Dalam proyek Tol Jogja-Solo ini, menurut Asnawi, terjadi perubahan dalam porsi pengerjaan. Awalnya, ADHI memiliki 24% saham dalam PT Jasamarga Jogja-Solo (JMJ) berdasarkan akta Nomor 6 September 2020, namun kemudian meningkat menjadi 47,18% berdasarkan akta Nomor 4, November 2023.
Sementara itu, sisanya sekitar 52,82% akan dikerjakan oleh PT JMJ sebagai operator tol tersebut. "Yang berkurang itu dua swasta, PT Gama Group dan PT Dayamulia Turangga yang mayoritas sekitar 51%, karena mereka sedang restrukturisasi keuangan, sehingga tidak mampu mendapatkan tambahan-tambahan kredit," ungkap dia.
Dampaknya adalah terjadinya perubahan dalam capital expenditure (Capex) atau belanja modal. Pendanaan proyek Tol Jogja-Solo dari ekuitas meningkat dari awalnyaRp 1,9 triliun menjadi Rp3,98 triliun.
Sedangkan untuk Jalan Tol Jogja-Bawen, kebutuhan awal ekuitas ditargetkan naik dari Rp535 miliar menjadi Rp726 miliar. Dengan demikian, total Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diajukan mencapai Rp2,096 triliun.
- 10 Kota di Dunia Sudah Menerapkan Family Office, Ada Tetangga RI
- Dampak Positif TOWR Usai Akuisisi IBST Senilai Rp3,42 Triliun
- Baru Listing, Saham Afiliasi Hermanto Tanoko (BLES) Mentok ARA
Data PMN ADHI
Data yang dihimpun TrenAsia.com, sepanjang 5 tahun terakhir dari 2019 hingga 2024, emiten bersandikan ADHI hanya mendapatkan PMN satu kali. Gelontoran modal negara ini terjadi pada tahun 2022 dengan jumlah sebesar Rp1,98 triliun.
Sama seperti yang diusulkan untuk PMN tahun 2025, ADHI memperoleh gelontoran modal negara tahun 2022 juga untuk mengerjakan jalan Tol Solo-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bawen di Jawa Tengah (Jateng).
ADHI telah memenangkan tender untuk membangun Jalan Tol Yogyakarta - Bawen sesuai dengan PPJT Nomor: 01/PPJ/BPJT/2020. Perusahaan plat merah ini bertanggung jawab atas konstruksi Paket 1, termasuk Seksi 1 dan 6.
Jalan tol Yogyakarta - Bawen melintasi dua provinsi, yaitu Jawa Tengah sepanjang 66,32 km dan Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 8,80 km, dengan total panjang mencapai 75,12 km. Proyek ini terbagi menjadi enam seksi, yaitu:
• Seksi 1 Yogyakarta - Banyurejo (8,8 km)
• Seksi 2 Banyurejo - Borobudur (15,2 km)
• Seksi 3 Borobudur - Magelang (8,1 km)
• Seksi 4 Magelang - Temanggung (16,6 km)
• Seksi 5 Temanggung - Ambarawa (21,2 km)
• Seksi 6 Ambarawa - Bawen (5,12 km)
Sementara itu, Jalan Tol Solo-Yogyakarta melintasi dua provinsi, yaitu Jawa Tengah sepanjang 35,64 km dan Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 60,93 km, dengan total panjang mencapai 96,57 km. Proyek ini terdiri dari tiga seksi:
• Seksi 1 Kartasura-Purwomartani (42,37 km)
• Seksi 2 Purwomartani-Gamping (23,42 km)
• Seksi 3 Gamping-Purworejo (30,77 km)