Inilah Alasan Kripto Bitcoin dkk Tidak Meroket Setelah The Fed Menaikkan Suku Bunga Sesuai Ekspektasi
- Menurut pantauan Coin Market Cap, Jumat, 5 Mei 2023 pukul 12.00 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir bergerak menguat 0,45%.
Fintech
JAKARTA - Aset kripto Bitcoin dkk tidak lantas meroket setelah The Federal Reserve (The Fed) mengerek suku bunga sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Mei 2023, The Fed memutuskan untuk mengerek suku bunga sebesar 25 basis poin.
Kenaikan tersebut sudah diprediksi oleh sebagian besar pelaku pasar, termasuk yang berkecimpung di ekosistem kripto, sehingga para investor di aset digital ini kemungkinan akan melakukan aksi beli setelah prediksi mereka akan kebijakan The Fed bermuara menjadi kenyataan.
- Dituding Sengaja Buat Baterai iPhone Cepat Rusak, Apple Hadapi Gugatan Rp29,3 Triliun
- Bersaing Dalam Bisnis, Apple dan Google Sepakati Hal Ini
- Penjelasan Kemenag Soal 2 Versi Hari Raya Waisak 2023
Akan tetapi, kenaikan Bitcoin dan aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya tampak tertahan dan justru cenderung bergerak mendatar (sideway).
Menurut pantauan Coin Market Cap, Jumat, 5 Mei 2023 pukul 12.00 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir bergerak menguat 0,45%.
Pada pantauan tersebut, Bitcoin menempati posisi harga US$29.244 atau setara dengan Rp427,91 juta dalam asumsi kurs Rp14.632 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Ethereum (ETH) mengalami penurunan 0,14%, Tether (USDT) menguat 0,03%, dan Binance Coin (BNB) melemah 0,23%.
Kemudian, USD Coin (USDC) menguat 0,03%, Ripple (XRP) tumbuh 0,04%, sedangkan Cardano (ADA) menurun 0,07%.
Selanjutnya, Dogecoin (DOGE) terpantau melemah 0,7%, Polygon (MATIC) menyusut 1,01%, sedangkan Solana (SOL) menurun 1,49%.
Trader eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa pergerakan pasar kripto yang cenderung mendatar mengindikasikan keraguan para pelaku pasar yang mempertanyakan apakah pergerakan bullish pada pasar kripto akan bertahan lebih lama saat sentimen-sentimen negatif bermunculan.
Sentimen negatif datang dari hubungan yang memanas antara Rusia dan Ukraina, ditandai oleh serangan dari Rusia dengan menggunakan drone beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, sentimen yang menahan pasar untuk mengalami bull run adalah rencana Presiden AS Joe Biden yang hendak menaikkan pajak sebesar 30% untuk penambang Bitcoin.
Pajak ini kemungkinan akan dibebankan pada biaya listrik yang digunakan oleh para penambang karena pemerintah kesulitan untuk mengenakan pajak pada pendapatan BTC karena aset ini disimpan dalam wallet miliki para penambang.
"Setelah adanya isu pemotongan pajak listrik untuk penambang membuat harga pasar kripto mengalami penurunan karena penambang banyak yang memastikan mesin mereka dan membuat jaringan Bitcoin tersendat beberapa waktu," ujar Fyqieh dikutip dari riset mingguan, Jumat, 5 Mei 2023.
- Murah dan Sehat, Tempe jadi Hidangan Tradisional Terbaik Dunia Urutan 4 Versi Taste Atlas
- 5 Kunci Bahagia Dengan Memanfaatkan Panca Indra
- Inilah 10 Ular Terbesar di Dunia
Walaupun bergerak mendatar, namun total kapitalisasi pasar kripto sempat meningkat 3% dalam waktu 12 jam setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga pada hari Rabu, 3 Mei 2023 waktu setempat.
Gubernur The Fed Jerome Powell menyebutkan bahwa keadaan perbankan di AS masih terbilang sehat, namun pernyataannya itu tampak terbantahkan setelah saham bank PacWest BanCorp anjlok hingga 56% beberapa jam setelah pernyataan tersebut dikemukakan.
Apabila krisis perbankan di AS semakin parah dan merembet ke berbagai segmen ekonomi, pasar kripto pun bisa melaju positif karena menyurutnya kepercayaan pelaku pasar terhadap ekosistem perbankan.