Inilah Alasan Manulife (MAMI) Baru Keluarkan Reksa Dana Berbasis ESG
- Sebagaimana diketahui, semangat dari nilai ESG ini mulai bertumbuh dan berkembang di skala global setelah pelaksanaan Paris Agreement pada tahun 2015, yang mana dalam traktat internasional tersebut, negara-negara yang tergabung di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global yang berpotensi merusak bumi.
Bursa Saham
JAKARTA – Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengemukakan alasan kenapa pihaknya baru meluncurkan reksa dana berbasis nilai Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) di akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.
Sebagaimana diketahui, semangat dari nilai ESG ini mulai bertumbuh dan berkembang di skala global setelah pelaksanaan Paris Agreement pada tahun 2015, yang mana dalam traktat internasional tersebut, negara-negara yang tergabung di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global yang berpotensi merusak bumi.
Kendati Paris Agreement itu sendiri dilaksanakan sembilan tahun yang lalu, namun MAMI baru meluncurkan produk reksa dana berbasis ESG pada akhir 2023 dan awal 2024.
- Semangat Berlipat Indonesia Lawan Irak di Laga Perdana Piala Asia 2023
- Raja Mobil Listrik BYD Bakal Ekspansi ke Indonesia, Catat Tanggalnya
- Rugi Rp28 Triliun, Citigroup akan PHK Ribuan Karyawan
Pada akhir tahun lalu, MAMI meluncurkan Reksa Dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS (MAGET) Kelas A1, diikuti dengan versi A2-nya pada awal 2024, tepatnya hari Selasa, 16 Januari 2024.
Katarina membenarkan bahwa prinsip ESG itu sudah dipopulerkan sejak beberapa tahun lalu. Namun, sebelum akhirnya MAMI bisa meluncurkan produk yang dinilai tepat untuk masyarakat, pihaknya membutuhkan waktu karena tema dari ESG sendiri yang begitu luas.
“Kami memerlukan waktu untuk memilih dan memilah tema apa yang betul-betul dibutuhkan oleh nasabah. Kami ingin memberikan tema yang unik, yang belum ada di Indonesia, yaitu tema transisi dunia menuju dekarbonisasi,” kata Katarina dalam acara peluncuran Reksa Dana MAGET kelas A2 di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2024.
Untuk diketahui, MAMI telah resmi meluncurkan reksa dana baru, yakni MAGET Kelas A2. Produk ini dirancang khusus untuk nasabah PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) dan menawarkan konsep unik dengan fokus pada transisi global menuju era dekarbonisasi, yang didorong oleh upaya mitigasi terhadap dampak buruk perubahan iklim dan pemanasan global terhadap bumi.
Reksa dana ini merupakan produk saham offshore yang berdenominasi dalam dolar Amerika Serikat (AS), mengikuti prinsip syariah, dan menggunakan parameter Environmental, Social, and Governance (ESG).
Kerja sama strategis dengan HSBC Indonesia sebagai mitra distribusi pertama menjadi langkah penting dalam memperkenalkan MAGET kepada nasabahnya.
Lanny Hendra, Direktur Wealth dan Personal Banking HSBC Indonesia, menyatakan antusiasme HSBC Indonesia sebagai mitra distribusi reksa dana ini.
Dia menekankan komitmen untuk terus berinovasi dalam menyediakan produk dan layanan wealth management yang komprehensif dan beragam.
Melalui cabang-cabang, internet banking HSBC Indonesia, dan aplikasi mobile banking HSBC, HSBC Indonesia berharap dapat memudahkan nasabahnya untuk berpartisipasi dalam investasi berkelanjutan.
- XL Axiata (EXCL) Bidik Imbal Hasil 43,5 Persen dari Diversifikasi Bisnis
- Global Mediacom (BMTR) Borong Saham Bank MNC (BABP) Senilai Rp240 Miliar
- Perjuangkan Merk Idol Grup BABYMONSTER, YG Entertainment Menang Lawan Monster Energy
“Kami berupaya untuk terus berinovasi dalam menyediakan produk dan layanan wealth management yang komprehensif dan beragam, guna memenuhi kebutuhan nasabah kami di Indonesia pada setiap tahapan perjalanan finansial mereka,” kata Lanny.
Dalam kesempatan yang sama, Afifa, CEO & President Director MAMI, menjelaskan bahwa reksa dana MAGET tidak hanya memberikan kesempatan investasi, tetapi juga memberikan dukungan terhadap empat tema krusial dalam menjawab tantangan lingkungan hidup. Keempat tema tersebut mencakup pemanfaatan energi baru terbarukan, penggunaan material ramah lingkungan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya manusia, serta pencapaian efisiensi dalam aktivitas manusia.
Afifa menekankan bahwa implementasi keempat tema ini memerlukan dukungan dan investasi besar dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, dunia bisnis, korporasi, institusi nirlaba, dan individu.
“MAGET tentunya tidak hanya menawarkan keuntungan dari investasinya, tapi juga mengajak untuk berperan langsung untuk mengembalikan bumi menjadi lebih baik, lebih sehat, tentunya untuk anak cucu kita nanti,” kata Afifa.