Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Tangerang, Kamis 29 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Inilah Berbagai Penerapan Prinsip ESG yang Sudah Dilakukan BRI

  • Solichin mengatakan, ESG merupakan isu global yang telah menjadi prinsip arus utama bagi organisasi atau korporasi dalam menjalankan aktivitas kolektif yang berkelanjutan.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Direktur Kepatuhan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Ahmad Solichin Lutfiyanto menyampaikan berbagai penerapan perseroan dalam menjalankan prinsip berkelanjutan yang berlandaskan lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) yang disingkat menjadi ESG.

Solichin mengatakan, ESG merupakan isu global yang telah menjadi prinsip arus utama bagi organisasi atau korporasi dalam menjalankan aktivitas kolektif yang berkelanjutan.

Oleh karenanya, BRI pun tidak absen dari tren ini dan sudah mengimplementasikan prinsip ESG sejak tahun 2013 yang mana pada saat itu perseroan mulai mempublikasikan sustainibiliy report bahkan sebelum adanya aturan yang mewajibkan penerbitan laporan tersebut.

Untuk diketahui, sustainibility report adalah laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang ditimbulkan akibat aktivitas suatu perusahaan.

Dengan demikian, sustainibility report ini bisa dianggap sebagai laporan yang mengindikasikan penerapan prinsip ESG oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Kemudian, pada tahun 2018, ESG pun menjadi isu yang diwujudkan dalam kebijakan di tataran internal melalui General Sustainable Finance Policy (Kebijakan Umum Keuangan Berkelanjutan) dan kebijakan sektoral perkreditan tambahnya.

"BRI juga merupakan salah satu first mover on sustainable banking dan ikut serta dalam Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) sebagai ketua," ujar Solichin melalui keterangan tertulis yang diterima TrenAsia, Senin, 22 Agustus 2022.

Pada tahun yang sama, BRI pun menerbitkan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan untuk Periode 2019-2023.

Kemudian, pada tahun 2019, BRI menerbitkan sustainibility bond (surat utang berkelanjutan) senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,44 triliun dalam asumsi kurs Rp14.882 perdolar Amerika Serikat (AS).

Dana yang dihimpun dari surat utang ini dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek hijau dan berbagai proyek sosial.

Lalu, pada tahun 2020, BRI mulai mengidentifikasi dan menghitung emisi gas rumah kaca perusahaan.

Selanjutnya, pada September 2021, BRI membentuk Ultra Micro Holding bersama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memperluas jangkauan layanan perbankan hingga segmentasi terkecil untuk menjadi sumber pertumbuhan baru (new source of growth).

BRI juga membentuk unit kerja khusus yang bertanggung jawab atas implementasi ESG dan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) bernama ESG Desk, serta membentuk komite ESG di level dewan direksi untuk membahas isu yang berkaitan dengan prinsip berkelanjutan.

Pada tahun 2022, organisasi ESG Desk dinaikkan statusnya menjadi ESG Division di bawah pengawasan direktur kepatuhan BRI.

Juni 2022, BRI menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I atau green bond dengan menargetkan penghimpunan dana sebanyak Rp15 triliun dengan jumlah emisi tahap I sebanyak-banyaknya Rp5 triliun.

Penerbitan green bond BRI tahap I tahun 2022 itu pun sampai mengalami kelebihan permintaan hingga sebanyak 4,4 kali.

Dana yang dihimpun dari green bond tersebut dialokasikan paling sedikit 70%-nya untuk aktivitas usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) baik yang baru direncanakan, sedang berjalan, maupun yang telah selesai.