Inilah Cara KAI Wujudkan Ekosistem Transportasi Berkelanjutan
- KAI telah melakukan berbagai cara menerapkan environmental, social, and governance (ESG) untuk wujudkan ekosistem transportasi berkelanjutan.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - EVP Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero), Raden Agus Dwinanto Budiadji menyebutkan KAI telah melakukan berbagai cara menerapkan environmental, social, and governance (ESG) untuk wujudkan ekosistem transportasi berkelanjutan.
Agus melaporkan KAI telah menerapkan ESG di antaranya dengan pemakaian bio solar untuk kereta api, penggunaan panel surya di stasiun dan perkantoran, serta kegiatan-kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bidang lingkungan hidup ataupun pendampingan UMKM.
“Kereta api merupakan moda transportasi yang berkelanjutan. Di era yang mengedepankan ESG ini, kereta api akan menjadi pendorong utama untuk angkutan berbasis environment,” kata Agus dalam keterangan resmi pada Kamis, 9 November 2023.
Dalam menerapkan transportasi KAI telah menerapkan energi surya dengan pemanfaatan solar panel di Stasiun Gambir serta gedung Jakarta Railway Center. Rencananya KAI akan memperluas pemanfaatan solar panel pada 40 stasiun dan 2 balai yasa. Hal tersebut merupakan salah satu strategi transisi energi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk menyuplai listrik ke berbagai fasilitas KAI.
- Satu Karyawan Meninggal, Pabrik Kia di Korsel Tutup Tiga Hari
- Ganjar Kritik BUMN, Erick Thohir Janji Perbaiki Kinerja
- Perang Akibatkan 61 Persen Lapangan Pekerjaan di Palestina Hilang
Selain itu, KAI mengadopsi Biosolar B30 sebagai bahan bakar kereta api, di mana 30 persen bahannya berasal dari bahan bakar nabati seperti minyak kelapa sawit, jarak, serta sumber organik lainnya. Biosolar B30 memiliki sejumlah keunggulan seperti emisi gas buang yang lebih rendah, membantu mengurangi polusi udara.
Keunggulan lain dari kereta api adalah kapasitas besar yang mampu mengangkut 50 ton barang per gerbong atau setara dengan 2 truk kontainer. Misalnya, rangkaian KA angkutan batu bara di Sumatera selatan dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus dan mengurangi ketergantungan pada truk yang memerlukan 120 unit untuk tugas yang sama.
Hal tersebut bukan hanya efisien, tetapi juga lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi pemakaian BBM dan emisi polusi.
KAI juga aktif mendukung UMKM di Indonesia melalui program TJSL. Dukungan tersebut meliputi bantuan permodalan, peningkatan softskill melalui pelatihan, serta pelibatan dalam berbagai pameran skala nasional dan internasional. Hingga saat ini tercatat KAI memiliki 660 mitra binaan di Jawa dan Sumatera. Hingga Oktober 2023, alokasi dana dari KAI untuk UMKM binaannya tercatat sebesar Rp3,8 miliar.
“KAI menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap penerapan Environmental Social Governance (ESG). Melalui penerapan ESG, KAI bukan hanya menjadi pelopor dalam transportasi berkelanjutan, tetapi juga berperan dalam menciptakan nilai jangka panjang untuk semua pemangku kepentingan,” tutup Agus.
Hingga Kuartal III 2023, laba bersih yang berhasil didapatkan KAI adalah Rp1,51 triliun atau naik 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,26 triliun.