Inilah Strategi Bank Menghimpun DPK di Tengah Penurunan BI-Rate
- Digitalisasi menjadi salah satu strategi andalan yang diambil oleh mayoritas bank. Dari 93 responden survei, sebanyak 48 bank telah memiliki layanan digital perbankan, sementara 45 bank lainnya masih dalam proses pengembangan.
Perbankan
JAKARTA - Penurunan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) oleh Bank Indonesia pada September 2024, menjadi 6%, memberikan tantangan tersendiri bagi industri perbankan.
Langkah ini memengaruhi penetapan suku bunga dana dan biaya dana (cost of fund) bank. Mengingat sensitivitas nasabah terhadap perubahan suku bunga, bank dituntut untuk mengadopsi strategi efektif dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK), terutama dana murah.
Berdasarkan laporan Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) Triwulan IV-2024 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat beberapa pendekatan utama yang dilakukan bank untuk meningkatkan penghimpunan DPK di tengah kondisi ini.
- Mengapa Digitalisasi Jadi Penting untuk LKM? Simak Alasannya
- Tax Amnesty Jilid III dan Kenaikan PPN, Ekonom: Pemerintah Kelabakan Kejar Target
- Lengkap! Ini Daftar Link Hasil Quick Count Pilkada 2024
Optimalisasi Layanan Perbankan Digital
Digitalisasi menjadi salah satu strategi andalan yang diambil oleh mayoritas bank. Dari 93 responden survei, sebanyak 48 bank telah memiliki layanan digital perbankan, sementara 45 bank lainnya masih dalam proses pengembangan. Fitur-fitur utama yang ditawarkan oleh layanan digital ini mencakup:
- Cek saldo secara real-time.
- Pembukaan rekening online.
- Transfer antar bank.
- Top-up e-wallet.
- Pembayaran tagihan rutin.
- Tarik tunai tanpa kartu.
- Aktivasi dan permintaan kartu debit.
- Penggunaan chatbot untuk menyampaikan keluhan atau mendapatkan informasi layanan.
Untuk meningkatkan daya tarik layanan digital, beberapa bank tengah mengembangkan fitur-fitur baru seperti transaksi tanpa PIN, integrasi kartu kredit sebagai sumber dana untuk transaksi QRIS, serta layanan investasi digital seperti pembelian Obligasi Ritel Indonesia, Sukuk, dan reksadana.
Langkah lain yang dilakukan adalah penyediaan prosedur antisipatif terhadap potensi gangguan. Prosedur ini mencakup pemulihan bencana (disaster recovery), pengelolaan infrastruktur pusat data, pengujian keamanan, serta mekanisme penyelesaian pengaduan nasabah.
Program Hadiah dan Loyalitas
Bank juga mengadopsi program-program inovatif seperti undian berhadiah, program loyalitas, dan pemberian poin untuk meningkatkan minat nasabah dalam menyimpan dana mereka di bank. Strategi ini dinilai efektif untuk menarik perhatian nasabah baru sekaligus mempertahankan loyalitas nasabah lama.
Perluasan Jaringan Agen Bank
Untuk menjangkau wilayah yang jauh dari akses kantor bank, banyak institusi perbankan memperbanyak agen-agen bank. Langkah ini tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga mempermudah masyarakat di pelosok untuk mengakses layanan perbankan, sehingga memperluas basis nasabah.
- Februari 2025 Surganya Musisi Dunia! Ini 13 Konser yang Siap Digeber di Jakarta
- Penjualan ACES Tembus Rp6,9 Triliun, Rekomendasi Beli Saham Kian Kuat
- Beda Arah Saham Emiten Prajogo Pangestu, PTRO Melesat BRPT Tertekan
Komunikasi Aktif dengan Nasabah
Bank juga fokus pada peningkatan komunikasi dan penyediaan informasi terkait fitur-fitur tambahan yang mendukung kebutuhan nasabah. Melalui interaksi yang lebih intensif, bank berharap dapat meningkatkan loyalitas nasabah terhadap produk dan layanan mereka.
Optimisme terhadap Target DPK
Laporan SBPO OJK mengungkap bahwa mayoritas bank optimis target DPK mereka akan tercapai sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) 2024. Namun, terdapat beberapa tantangan, seperti persaingan suku bunga antar bank dan pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke bawah yang terbatas.
Kendati demikian, optimisme juga muncul dalam segmen Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebagian besar bank percaya bahwa target kredit UMKM dapat tercapai meski dihadapkan pada tantangan daya beli masyarakat yang menurun dan persaingan dengan produk impor.