Inilah Strategi Pemdakab Bogor dalam Mengantisipasi Dampak Kekeringan
- Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Bogor melalui Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada sektor peternakan dan perikanan.
Nasional & Dunia
JAKARTA - Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Bogor melalui Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada sektor peternakan dan perikanan. Upaya ini dilakukan demi menjaga keberlangsungan usaha peternakan dan perikanan yang dilakukan oleh masyarakat, serta mengurangi kerugian yang lebih besar.
Pada sektor peternakan, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Nurhayati menjelaskan, penyediaan air dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) adalah masalah yang dihadapi peternak, beberapa solusi dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya dengan pemanfaatan limbah sayuran sisa pasar. Pemdakab Bogor membantu pengembangan unit usaha pengolahan limbah pasar sebagai pakan ternak.
Selain itu, untuk menjaga ketersediaan hijauan pakan saat musim kemarau dilakukan dengan pengolahan dan pengawetan melalui pembuatan silase dan hay atau pengeringan, melakukan pengembangan Bank Pakan serta memberikan bimbingan teknis pengelolaan pakan kepada petani milenial komoditas kambing, domba, sapi dan HPT.
- Komisi XI DPR RI Setujui AirNav Diguyur PMN Rp1,55 T
- Sukseskan Seleksi CASN, Kejaksaan RI Buka Helpdesk Rekrutmen CASN di 33 Kejati
- Dana Hibah Dinilai Terlalu Kecil, Skema JETP Perlu Digodok Ulang
Selanjutnya kata Nurhayati, memfasilitasi peminjaman lahan antara pemilik lahan dengan peternak, karena kurangnya kepemilikan lahan yang dapat dikelola sebagai lahan HPT oleh peternak, serta mendorong peternak mengolah lahan sebagai lahan penanaman HPT dan pemberian bibit hijauan pakan ternak berkualitas. Pemdakab Bogor juga meningkatkan akses peternak dengan bahan pakan lokal, karena sebagai daerah penghasil beras, Kabupaten Bogor memiliki peluang sebagai daerah penyedia dedak padi.
Ia menambahkan, terdapat juga masalah berkurangnya debit air sebagai sarana untuk memandikan ternak dan sumber air minum. Padahal, penyediaan air sangat dibutuhkan dalam budidaya sapi perah, karena proses pemerahan mengharuskan peternak untuk memandikan ternaknya dua kali sehari dan peternak juga wajib menjaga kebersihan kandangnya untuk dapat meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan.
Oleh karena itu, peternak berusaha menyediakan air bersih dengan mencari sumber mata air lain atau membelinya. Menurut Nurhayati, di kawasan sentra sapi perah yakni di Cisarua, Pamijahan, dan Cijeruk masih ada turun hujan dan masih mudah mencari pakan ternak. Secara umum, sampai saat ini belum terdapat dampak serius musim kemarau di Kabupaten Bogor. Penurunan produksi susu hanya terjadi sebesar 3 persen dari produksi susu harian peternak.
Berikutnya untuk sektor perikanan, Nurhayati mengungkapkan, mengacu informasi BMKG fenomena El Nino ini diprediksi terjadi hingga akhir tahun 2023. Dalam menghadapi musim kemarau yang berdampak pada sektor perikanan, berbagai upaya antisipasi pun disiapkan diantaranya, memindahkan induk ikan yang berkualitas ke lokasi yang tidak mengalami kekeringan ekstrim.
Menurutnya, perlu dilakukan peralihan dari kegiatan pembesaran ikan ke pembenihan ikan, karena membutuhkan air yang lebih sedikit. Selain itu ketika musim hujan tiba, permintaan benih ikan akan meningkat sehingga kegiatan pembenihan pada musim kemarau dapat dimanfaatkan dengan baik. Kemudian dilakukan pengurangan pada tebar ikan, serta memilih jenis ikan yang tahan terhadap kondisi air yang kurang optimal, seperti ikan lele dan ikan nila. Jenis ikan ini dapat bertahan hidup di air yang memiliki kadar oksigen rendah, suhu tinggi, dan salinitas tinggi.
“Mempercepat panen ikan untuk meminimalisir kerugian, penggunaan multivitamin dan probiotik pada sistem budidaya untuk meningkatkan kekebalan terhadap potensi serangan penyakit ikan dan melakukan sosialisasi sistem budidaya perikanan hemat air, salah satunya inovasi dari penyuluh perikanan swadaya di Kecamatan Kemang dengan sistem Super Six Intensive Urban Aquaculture,” terangnya.
Ia menuturkan, penanganan dampak kekeringan pada sektor perikanan dan peternakan tentunya dilakukan dengan sinergi dan kolaborasi jajaran perangkat daerah dan stakeholder terkait. Salah satunya dukungan lintas sektoral untuk perbaikan saluran-saluran irigasi ke lokasi sentra atau kawasan budidaya ikan, sehingga produksi perikanan tetap terjaga.
- Upayakan Pengendalian Emisi, GTSI Raih Penghargaan TrenAsia ESG Award 2023
- Respons Isu 3P dengan Tepat, PLN Raih Penghargaan TrenAsia ESG Award 2023
- Harta Prabowo Subianto Tembus Rp2 Triliun, Ini Rinciannya
Oleh karena itu, Dinas Perikanan dan Peternakan akan terus berupaya meningkatkan produksi budidaya perikanan baik ikan hias, ikan konsumsi, maupun pembenihan, agar tercapainya kesejahteraan masyarakat perikanan Kabupaten Bogor.