pangkalan kmememim.jpg
Dunia

Inilah Tawar-menawar Rusia dan Penguasa Baru Suriah

  • Pejabat HTS mengatakan pemerintah Suriah yang baru akan meminta ekstradisi Assad. Atau meminta agar dia diserahkan ke pengadilan pidana internasional.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Pembicaraan Rusia dan Hayat Tahrir al Sham  (HTS) yang kini memimpin Suriah terus berlangsung. Sejumlah laporan menunjukkan beberapa hal yang dibicarakan oleh kedua belah pihak.

The Guardian melaporkan HTS dan Rusia berada di langkah pertama negosiasi. Terutama mengenai apakah dan bagaimana Rusia akan mempertahankan pangkalan militernya di Suriah pasca-Assad. Kedua belah pihak menggambarkan suasana negosiasi sebagai positif.

Meskipun pejabat HTS mengakui peran Rusia dalam mengebom warga sipil tak berdosa di Suriah sejak 2015, tampaknya kelompok mereka mengambil pendekatan pragmatis terhadap hubungannya dengan kekuatan asing. “Tidak akan ada garis merah dalam negosiasi dengan Rusia. Semua akan didasarkan pada kepentingan strategis. Bukan ideology,” katanya dalam laporan The Guardian Kamis 19 Desember 2024.

Moskow dikatakan menawarkan bantuan kemanusiaan ke Suriah yang terperosok dalam krisis ekonomi dan kemanusiaan. Tetapi tawaran ini ditolak karena HTS merasa sudah ada beberapa donor asing yang mengetuk pintunya.

Pejabat HTS mengatakan pemerintah Suriah yang baru akan meminta ekstradisi Assad. Atau meminta agar dia diserahkan ke pengadilan pidana internasional. Mereka menambahkan tidak yakin Rusia akan mengabulkan kedua permintaan tersebut.

Tujuan utama HTS tampaknya adalah membangun hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan Rusia dan kekuatan internasional lainnya. Sesuatu menurut pejabat HTS akan memberikan legitimasi pada pemerintahan  baru. Pejabat tersebut mengutip penarikan pasukan Amerika yang tergesa-gesa dari Afghanistan pada tahun 2021 sebagai pelajaran tentang apa yang ingin dihindari kelompok tersebut dengan Rusia.

Untuk tujuan tersebut, HTS telah menyediakan keamanan bagi pasukan Rusia selama beberapa hari terakhir. Terutama saat mereka memindahkan kendaraan dan personel dari pangkalan udara T4 di Homs, Suriah bagian tengah, ke pangkalan udara Khmeimim dan pelabuhan Tartus. 

Perwakilan militer Rusia kepada The Guardian mengonfirmasi  pangkalan udara T4 di Homs telah dikosongkan sepenuhnya. Perwakilan tersebut menambahkan pasukan tidak ditarik dari Suriah tetapi hanya melakukan reposisi sambil menunggu keputusan presiden Rusia tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Pangkalan udara Khmeimim dan pelabuhan Tartus kini menjadi satu-satunya pangkalan Rusia yang aktif di Suriah. Jauh berbeda dari jejak militer besar yang dipertahankan Moskow di negara itu di bawah Assad.

HTS mengatakan persoalan pangkalan angkatan laut Tartus tampaknya lebih mudah diselesaikan daripada pangkalan udara. Ini karena pejabat HTS mengatakan kelompok itu terbuka untuk mengizinkan Rusia mempertahankan kendali mereka atas pelabuhan itu. Kelompok tersebut mengutip hukum internasional sebagai komplikasi untuk membatalkan sewa fasilitas angkatan laut selama 49 tahun. Meski itu ditandatangani dengan rezim Assad yang sekarang digulingkan.

Sedangkan pangkalan udara Khmeimim di Latakia situasinya lebih kompleks. Ini karena dari tempat tersebut selama bertahun-tahun jet tempur Rusia mengebom warga di wilayah. “Apakah rakyat Suriah akan menerima kehadiran Rusia setelah semua kekejaman tersebut  itu adalah pertanyaan lain,” kata pejabat HTS.

The Economist juga melaporkan hal senada. Sumber HTS yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan pihaknya bersikap pragmatis tentang hubungan masa depan Suriah dengan Rusia. HTS telah mengakui  pihaknya mungkin akan mengizinkan Rusia untuk mempertahankan sebagian atau semua pangkalannya. Dan kemungkinan besar akan menghormati sewa Rusia di pelabuhan Tartus. Sekitar 80 km selatan Khmeimim.

Rusia diakui menawarkan dukungan kemanusiaan kepada Suriah sebagai imbalan atas akses berkelanjutan ke pelabuhan di Tartus dan pangkalan udara Khmeimim. Namun para pemimpin baru Suriah mengatakan itu tidak akan cukup. Mereka menginginkan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Rusia yang akan menyediakan setidaknya beberapa koneksi dengan dunia luar.

Penentangan Eropa

Upaya Rusia untuk mempertahankan keberadaannya di Rusia mendapat penentangan dari lawan geopolitiknya. Kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas sebelumnya mengatakan bahwa Rusia dan Iran tidak seharusnya memiliki tempat di Suriah. 

Dia juga mengatakan blok tersebut akan mengangkat masalah pangkalan militer Rusia dengan pimpinan baru negara tersebut. Laporan hari ini dari Politico mengatakan bahwa beberapa anggota Uni Eropa mendorong blok tersebut untuk secara aktif menekan pemerintah baru Suriah agar mengusir Rusia.

Laporan lain menyebutkan Rusia terlihat mempercepat penarikan pasukan dan materialnya dari Suriah. Citra satelit baru menunjukkan penarikan pasukan Rusia dari Pangkalan Udara Khmeimim di Suriah. Rusia juga mengerahkan pasukan di pangkalan angkatan laut Tartus. Sesuatu  yang juga menunjukkan rencana penarikan pasukan yang akan segera dilakukan.

Citra satelit baru menunjukkan sejumlah besar kendaraan Rusia dan material lain terkumpul di Pangkalan Udara Khmeimim dan pangkalan angkatan laut Tartus di Suriah. Penarikan pasukan secara aktif dari Khmeimim juga terus berlanjut. Semua ini terjadi meskipun otoritas di Moskow terus  berupaya mencapai kesepakatan untuk mempertahankan fasilitas yang sangat strategis dan berharga ini setelah jatuhnya rezim Assad.

Gambar terbaru Khmeimim menunjukkan lusinan kendaraan dan peralatan lain yang disusun dalam baris-baris di landasan terbuka di sudut barat laut pangkalan, bersama dengan pesawat kargo Il-76 Candid . Aset sering kali disusun dengan cara ini di landasan pacu di pangkalan udara sebelum dimuat ke pesawat. Dua pesawat angkut turboprop An-26 Curl yang lebih kecil , serta An-72 Coaler juga terlihat.

Di Tartus, citra satelit dari Maxar menunjukkan puluhan kendaraan dan peralatan lain berkumpul di ujung salah satu dermaga. Sekali lagi, ini dapat menunjukkan rencana yang akan datang untuk menarik pasukan tersebut.

Apa yang terjadi di Suriah terutama terkait keberadaan pasukan Rusia juga terus dipantau ketat Amerika. Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan di Suriah hal utama yang mereka lihat adalah konsolidasi kemampuan Rusia. Rusia dikatakan telah menghentikan operasi penerbangan di atas negara itu.

Menurut pejabat tersebut Rusia mengambil langkah-langkah yang diperlukan jika mereka berencana untuk menarik mundur pasukan mereka dari sana.  Namun Amerika belum bisa memastikan apakah Moscow telah mengambil keputusan untuk melakukan itu. Atau apakah mereka sedang berdiskusi tentang apakah mereka perlu melakukan itu atau tidak. Tetapi  konsolidasi pasukan  yang akan memungkinkan mereka untuk mundur sudah pasti terjadi.