Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berada di Ruang Angkasa Tanpa Baju Pelindung
- JAKARTA-Setiap astronot yang menjelajah ruang angkasa pasti menggunakan baju pelindung jika berada dalam ruang hampa. Seperti alat pelindung lainnya, baju astro
Tekno
JAKARTA-Setiap astronot yang menjelajah ruang angkasa pasti menggunakan baju pelindung jika berada dalam ruang hampa. Seperti alat pelindung lainnya, baju astronot memiliki fungsi melindungi tubuh dari efek berada di ruang angkasa.
Lantas apa yang terjadi jika baju astronot tak sengaja terlepas atau pesawat yang ditumpanginya rusak sehingga dia harus terkatung-katung di ruang hampa udara?
Jika melihat dari film ruang angkasa yang diciptakan oleh industri film Hollywood, maka yang tampak adalah astronot tersbut akan membeku dan akhirnya mati kedinginan. Namun nyatanya, meski terlihat sama, hal tersebut adalah gambaran yang berlebihan.
Mengutip Lifescience pada Minggu, 14 November 2021, seorang astronot yang berada di luar angkasa tanpa baju pelindung akan mati dalam hitungan menit, bukan detik layaknya yang tergambar dalam film.
- Menhub Budi Sebut Indonesia Siap Menjadi Tuan Rumah Pertemuan ASEAN 2022 Bidang Transportasi
- Masih Masa Pandemi, DANA Tumbuh Pesat di Kuartal III 2021
- Pekerja Migran Indonesia Sudah Bisa Bekerja di Korsel dan Taiwan
Namun menit-menit kematian yang mereka alami akan tampak sakit dan mengerikan. Saat tubuh yang tak menggunakan pelindung terombang-ambing di ruang hampa udara, maka cairan tubuh akan terasa mendidih sedangkan hidung dan mulut hampir membeku.
Seperti diketahui ruang hampa tanpa udara memiliki atmosfer dan tidak ada tekanan yang diberikan oleh molekul udara. Padahal, tekanan atmosfer menentukan suhu di mana cairan mendidih dan berubah menjadi gas.
Jika tekanan yang diberikan oleh udara di luar cairan tinggi, seperti di permukaan laut di Bumi, lebih sulit bagi gelembung gas untuk terbentuk, naik ke permukaan dan keluar.
Tetapi karena hampir tidak ada tekanan atmosfer di ruang angkasa, titik didih cairan berkurang secara signifikan. Mengingat 60% tubuh manusia terdiri dari air, ini adalah masalah serius.
Dr. Kris Lehnhardt, seorang dokter kedokteran antariksa operasional NASA mengatakan tanpa adanya tekanan, air cair dalam tubuh manusia akan mendidih segera berubah dari cair menjadi gas.
“Intinya, semua jaringan tubuh Anda yang mengandung air akan mulai mengembang. Mereka anakn mati dalam dua menit,” ujarnya mengutip dari Livescience.
Menurut buku data bioastronautika NASA , ruang hampa udara juga akan menarik udara keluar dari paru-paru. Ini akan menyebabkan kematian karena lemas dalam beberapa menit.
Setelah aliran udara awal melonjak keluar, ruang hampa akan terus menarik gas dan uap air dari tubuh Anda melalui saluran udara. Perebusan air yang terus menerus juga akan menghasilkan efek pendinginan — penguapan molekul air akan menyerap energi panas dari tubuh dan akan menyebabkan bagian di dekat hidung dan mulut Anda hampir membeku.
Bagian tubuh yang lain juga akan mendingin, tetapi akan lebih lambat karena penguapan yang terjadi tidak terlalu banyak.
Hal serupa dikatakan oleh insinyur kedirgantaraan di NASA, Jim LeBlanc yang bajunya pernah bocor saat membantu menguji kinerja prototipe pakaian antariksa di ruang vakum besar.
Ketika saya tersandung ke belakang, saya bisa merasakan air liur di lidah saya mulai menggelegak tepat sebelum saya pingsan, dan itu adalah hal terakhir yang saya ingat," kenangnya dalam episode serial dokumenter Moon Machines 2008, The Space Suit.