Dwiyono (66) memilah sampah plastik yang akan dijadikan lukisan di workshop galery miliknya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 6 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Inisiatif Soal Daur Ulang Sampah, Kementerian KLHK Berterima Kasih ke Korporasi dan Socialpreneur

  • Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengapresiasi upaya berbagai pihak dalam mengatasi permasalahan sampah melalui aksi daur ulang.

Nasional

Desi Kurnia Damayanti

JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi upaya berbagai pihak termasuk perusahaan dan socialpreneur dalam mengatasi permasalahan sampah melalui aksi daur ulang

Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengatakan pengelolaan sampah yang baik memerlukan kolaborasi yang komprehensif dari semua pihak.

Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya inisiasi dalam bentuk program daur ulang oleh berbagai elemen, mulai dari korporasi sampai ke komunitas. 

Misalnya pembuatan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Provinsi Bali oleh Perusahaan Air Mineral, pembangunan fasilitas daur ulang polyethylene terephthalate (PET) oleh Perusahaan Minuman Soda. 

“Elemen masyarakat juga turut serta mencari solusi untuk pengelolaan sampah, salah satunya komunitas yang berinisiatif mendaur ulang puntung rokok menjadi produk dan pestisida alami oleh  serta masih banyak gerakan serupa lainnya,” kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 15 Juni 2022.

Ditambahkan, beberapa perusahaan juga turut andil dalam mengatasi permasalahan. Ini sebagai bentuk tanggung jawab mereka sebagai produsen dalam pengelolaan sampah produk yang mereka hasilkan atau yang dikenal dengan Extended Producer Responsibility (EPR). 

Saat ini, lanjut Novrizal, sejumlah perusahaan tengah menyusun roadmap sepuluh tahun sebagai bentuk kontribusi dalam pembentukan regulasi terkait EPR.

"Perusahaan-perusahaan sudah memberikan respon yang baik terhadap EPR. Walaupun tahapannya masih menyampaikan dokumen roadmap, tapi mereka sudah melakukan implementasinya," tambah Novrizal.

Selain inisiatif dan upaya yang telah dilakukan korporasi, Novrizal menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat juga sudah cukup tinggi dengan hadirnya social entrepreneur berbasis teknologi di bidang daur ulang sampah seperti Waste4Change, Octopus, dan lainnya. 

Ditambah lagi saat ini, toko-toko curah atau bulk store semakin berkembang sehingga memungkinkan masyarakat untuk berbelanja tanpa kemasan.

"Kita mendorong perubahan perilaku masyarakat, misalnya dengan membatasi penggunaan barang sekali pakai, belanja tanpa kemasan, pilah sampah dari rumah, habiskan makanan, dan mendorong gerakan bank sampah," jelas Novrizal.

Isu pengelolaan sampah dan lingkungan telah mendunia. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di laman resminya menyebutkan bahwa saat ini bumi menghadapi tiga masalah utama, yaitu perubahan iklim yang terlalu cepat, kepunahan berbagai spesies akibat hilangnya habitat, dan polusi yang mencemari udara, tanah, serta air.

Untuk mengatasi hal ini, KLHK tengah berupaya meningkatkan kapasitas pemda baik dari sisi struktur lembaga maupun anggaran dalam pengelolaan sampah di setiap daerah.

"Saat ini KLHK sedang mendorong agar pengelolaan sampah jadi urusan wajib pelayanan dasar, mengingat saat ini sampah masih termasuk urusan wajib non-pelayanan dasar sehingga belum menjadi prioritas pemda," kata Novrizal.

Lalu juga diusulkan tim penyusun kebijakan (regulator) berbeda dengan tim pelaksana (operator) dalam pengelolaan sampah agar setiap entitas dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dijalankan dengan maksimal.