Inklusi Keuangan Belum Merata, Pembayaran COD di E-Commerce Masih Tinggi
- Pemerataan inklusi keuangan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.
Fintech
JAKARTA – Pemerataan inklusi keuangan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.
Sekalipun Indonesia menjadi negara dengan konsumen digital tertinggi di Asia Tenggara. Namun ternyata masih banyak masyarakat terutama di kalangan menengah ke bawah yang belum terjangkau kemudahan layanan keuangan.
Buktinya, Jajak Pendapat (Jakpat) Special Report edisi semester I-2021 yang bertajuk Indonesia e-Commerce Trends 2021 menunjukkan metode pembayaran cash on delivery (COD) cukup banyak digunakan.
- Cari Dana Segar, Bank KB Bukopin Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun
- Survei: Shopee Juara Pembelian, Tokopedia Paling Memuaskan
- Mau Tambah Pabrik Wafer dan Biskuit, Mayora Beli 3 Bidang Tanah Senilai Hampir Rp369 Miliar
Riset terbaru menyebut, 69% responden memilih COD sebagai metode pembayaran. COD hanya kalah satu tingkat dari popularitas dompet digital sebesar 75%, kemudian di posisi ketiga ada pembayaran melalui minimarket sebanyak 51%.
Kemudian mobil banking/ internet banking sebanyak 49%, tranfer ATM 46%, P2P lending termasuk paylater 34%, kartu kredit 34%, dan pembayaran lainnya 1%.
Menariknya, terdapat fakta bahwa COD lebih popular di kalangan masyarakat menengah ke bawah dan berada di luar Pulau Jawa. Alasannya, 13% responden menyebut COD merupakan jembatan dari akses perbankan dan dompet digital.
Selain faktor tersebut, COD dipilih lantara konsumen merasa lebih aman membayar ketika sudah menerima barang pesanan. COD juga dianggap mudah bagi mereka yang tidak terjangkau atau enggan ke ATM.
Meskipun membutuhkan energi ekstra, 57% konsumen yang menggunakan COD mengaku sangat puas. Lalu 34% lainnya mengatakan puas, netral 6%, tidak puas 2%, dan sangat tidak puas 1%.