<p>Ilustrasi proyek pertambangan. / Dok. PT Merdeka Copper Gold Tbk</p>
Industri

Insiden Longsor di Banyuwangi, Terget Produksi Tambang Emas Merdeka Copper Dikoreksi

  • Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Tri Boewono menyampaikan, insiden tersebut terjadi pada Sabtu, 12 September 2020 dan langsung berdampak pada dihentikannya aktivitas produksi emas di kawasan ini.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Emiten tambang emas milik konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir, Edwin Soeryadjaja, dan Sandiaga Salahuddin UnoPT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terpaksa harus melakukan koreksi target capaian perusahaan tahun ini. Koreksi dilakukan sebagai imbas dari insiden keretakan permukaan heap leach pad di proyek Tambang Tujuh Bukit (Tambang TB), Banyuwangi, Jawa Timur.

Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Tri Boewono menyampaikan, insiden tersebut terjadi pada Sabtu, 12 September 2020 dan langsung berdampak pada dihentikannya aktivitas produksi emas di kawasan ini.

Pipa dan pompa mengalami kerusakan akibat tertimpa tumpukan bijih mineral yang jatuh saat kejadian berlangsung. Namun untungnya, kata Tri, tidak ada satupun korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Dan tidak ada kerusakan lingkungan yang ditimbulkan,” terang Tri dalam paparan publik perseroans secara virtual, Selasa 15 September 2020.

Meski begitu, Tri tidak memungkiri bahwa kejadian ini bakal berdampak pada target produksi dan arus kas perseroan. Pasalnya, hingga kini belum diketahui sampai kapan penghentian aktivitas produksi bakal berlangsung usai kejadian tersebut.

Belanja Modal Bengkak

Insiden keretakan ini juga diperkirakan bakal menambah capital expenditure (capex/belanja modal) yang dikeluarkan perseroan hingga akhir tahun. Semula, emiten bersandi saham MDKA itu hanya merencenakan pengeluaran untuk belanja modal sebesar US$80 juta hingga akhir tahun ini.

“Tapi sekali lagi ini belum termasuk efek atau akibat perbaikan dengan peristiwa Sabtu kemarin,” tambah Tri.

Hingga hari ini, belum diketahui berapa total kerugian perseroan akibat kejadian ini. Tetapi manajemen MDKA telah melakukan investigasi lanjutan untuk mengetahui berapa total kerugian yang bakal ditanggung perseroan.

Sekaligus juga untuk mengetahui seberapa lama aktivitas produksi harus dihentikan dan berapa biaya modal yang harus dikeluarkan untuk perbaikannya.

“Perseroan dalam hal ini akan memberikan pengumuman lebih lanjut terhadap proyeksi dan arus kas, tentunya setelah kajian lebih lanjut kami dapatkan,” pungkas Tri.

Sebagai informasi, Tambang TB merupakan salah satu lokasi produksi emas terbesar bagi MDKA sepanjang semester I-2020. Setidaknya 108.823 troy ons emas dihasilkan tambang ini sepanjang Januari-Juni 2020.

Pemegang saham terbesar Merdeka Cooper adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) milik konglomerat Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, dengan kepemilikan 19,74%. Kemudian, Garibaldi Thohir (8,95%), Pemkab Banyuwangi (5,23%), PT Mitra Daya Mustika (13,47%), PT Suwarna Arta Mandiri (7,17%), dan publik (45,45%).

Pada perdagangan Selasa, 15 September 2020, saham MDKA ditutup merosot 2,99% sebesar 50 poin ke level Rp1.620 per lembar. Kapitalisasi pasar saham MDKA mencapai Rp35,47 triliun dengan imbal hasil 40,87% dalam setahun terakhir. (SKO)