Insight CEO: Selain Sukses Besarkan BSI, Hery Gunardi Juga Piawai Mengelola Harta Pribadi
- Sebagai bankir, Hery juga piawai dalam mengelola harta pribadinya
Korporasi
JAKARTA - Dua tahun memimpin PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi berhasil membawa bank hasil merger unit usaha syariah Bank Mandiri, BNI dan BRI itu ke level tertinggi.
Selama tahun 2022, BSI mencatat keuntungan bersih sebesar Rp4,26 triliun, tumbuh 40,68% secara tahunan (year on year/ yoy). Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.
“Memasuki usia 2 tahun BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia, baik dari sisi jaringan, customer based, capital untuk dapat melayani umat dan nasabah,” jelas Hery, Rabu (1/2).
Pertumbuhan laba BSI tersebut sejalan dengan lonjakan asetnya tahun lalu yang menembus angka Rp 305,73 triliun atau naik 15,24% yoy. Sementara pertumbuhan bisnis dari segmen retail dan wholesale serta peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI) ikut menopang kinerja apik BSI.
- Bank Mandiri Bisa Menghemat Rp12 Triliun Berkat Transformasi Digital
- IHSG Masih Bisa Rebound, Intip 6 Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas Hari Ini
- Melonjak hingga Rp13.000 Per Gram, Berikut Daftar Harga Emas Antam Hari Ini
- Kolaborasi GoTo dan Kereta Cepat Indonesia Hadirkan Layanan Integrasi Transportasi
Secara personal, membaiknya fundamental BSI juga tercermin dari laporan harta kekayaan Hery Gunardi di e-LHKPN yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan catatan harta kekayaan Hery yang disampaikan ke KPK pada 31 Maret 2022, orang nomor satu di BSI ini pada tahun 2021 memiliki kekayaan sebesar Rp 113,95 miliar dengan utang hanya Rp 800 juta. Jumlah kekayaan eks bankir Mandiri ini hanya naik 3,29% dibandingkan hartanya di tahun 2020 sebesar Rp 110,32 miliar.
Sebagai bankir, Hery juga piawai dalam mengelola harta pribadinya. Ini terlihat dari perubahan penempatan dana selama periode 2020 dan 2021. Di tengah badai pandemi COVID-19, pada tahun 2020 Hery lebih banyak menempatkan uangnya di pos kas dan setara kas senilai Rp 27,93 miliar, sementara di surat berharga sekitar Rp 28,08 miliar.
Sejalan dengan membaiknya ekonomi di tahun 2021, Hery kemudian banyak mengalihkan aset kas dan setara kas tersebut ke surat berharga. Tercatat di e-LHKPN, total kekayaan Hery di surat berharga pada tahun 2021 mencapai Rp 58,55 miliar, sementara di kas dia sisakan sebesar Rp 1,87 miliar. Hery juga memiliki harta lainnya yang mencapai Rp 13,12 miliar tahun 2021.
Seperti halnya bankir dan banyak orang sukses lainnya, Hery Gunardi juga menempatkan sebagian kekayaannya untuk berinvestasi di properti. Tercatat ia memiliki sejumlah tanah dan bangunan di sejumlah lokasi di Jakarta Selatan, Bengkulu, Batam dan Depok. Total nilainya mencapai Rp 39,23 miliar. Nilai tersebut tidak berubah dibandingkan tahun 2020.
Dari 10 item aset tanah dan bangunan yang dimiliki, 3 aset termahalnya berada di Jakarta Selatan. Total nilainya sekitar Rp 30 miliar. Sementara aset transportasi yang dimiliki Hery mencakup Toyota Alphard tahun 2016 dan BMW X5 tahun 2020.
Membaiknya kinerja BSI tentunya berpotensi untuk meningkatkan kekayaan sang dirut. Selain dari tantiem yang kemungkinan akan membesar, mengingat laba BSI yang mencapai Rp 4,2 triliun tahun lalu, membaiknya kinerja ekonomi juga berpotensi mengangkat nilai surat berharga yang dimiliki oleh Hery Gunardi. Kita tunggu laporannya di elhkpn berikutnya.