Inspirasi Apia, Anak Petani dan Yatim Ini Sukses Tempuh Studi di UGM
- Apia lahir dalam keluarga yang sangat sederhana, tinggal di salah satu desa terpencil di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Nasional
YOGYAKARTA- Kisah sukses Apia Dewi Agustin (23) adalah inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Apia membuktikan bahwa anak kampung dengan kondisi perekonomian terbatas pun dapat meraih pendidikan tinggi.
Apia lahir dalam keluarga yang sangat sederhana, tinggal di salah satu desa terpencil di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ayahnya adalah seorang petani yang tidak pernah melanjutkan pendidikan formal, bahkan hanya lulus SD.
Perekonomian keluarganya sempat goyah ketika sang ayah meninggal dunia ketika Apia berada di semester 5 kuliah S1. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan hasil dari toko kelontong kecil yang dikelola oleh sang ibu, yang hanya lulusan sekolah dasar.
“Saya selalu ingat pesan bapak ibu. Meski orang tua tidak sekolah, anak-anak harus bisa sekolah sebab dibekali harta akan ada habisnya, tetapi jika dibekali ilmu akan abadi,” ujar Apia dilansir ugm.ac.id, Kamis, 7 September 2023.
- Gandeng Joobseeker Company, Alfamart Digitalisasi Perekrutan Karyawan
- Pefindo Sematkan Rating idBBB untuk Obligasi Adhi Commuter (ADCP)
- 5 Momen Mok Sol Hee Menyelamatkan Kim Do Ha dari Masalah di Drama My Lovely Liar
Apia adalah contoh nyata keteguhan dan semangat belajar. Dia berhasil lulus dari Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cum laude pada tahun 2022. Apia mampu menyelesaikan studi sarjana tanpa harus membayar biaya pendidikan, berkat beasiswa Bidikmisi dan beasiswa KAFEGAMA (Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM).
Keberuntungan Apia tak berhenti di situ. Dia diberi kesempatan untuk melanjutkan studi pascasarjana di UGM tanpa biaya, bahkan hingga tingkat doktoral (S3). Penghargaan ini tidak diberikan begitu saja, karena persaingan untuk mendapatkannya sangat ketat.
Beasiswa tersebut hanya dibuka dua tahun sekali, dengan persyaratan bahwa pendaftar harus merupakan lulusan program sarjana maksimal satu tahun terakhir dan usianya tidak lebih dari 24 tahun.
Tidak hanya fokus pada studinya, Apia juga aktif dalam berbagai kegiatan mahasiswa, seperti menjadi asisten dosen, mengikuti kelas tambahan, terlibat dalam penelitian, dan berpartisipasi di laboratorium. Semua itu dilakukannya untuk memperluas pengetahuannya dan tentu saja, mendapatkan penghasilan tambahan untuk biaya hidup.
“Sekalipun dari pelosok desa, anak dari seorang petani yang tidak mendapatkan akses pendidikan formal, ekonomi pas-pasan, orang tua pun juga sudah tidak lengkap, tetap jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Kita berhak untuk bermimpi tinggi dan meraihnya,” tambah Apia
Kisah perjalanan Apia Dewi Agustin adalah bukti bahwa keteguhan, semangat, dan kerja keras dapat mengatasi segala rintangan, termasuk kendala ekonomi dan latar belakang keluarga yang sederhana. Dia adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama anak-anak kampung, untuk menggapai impian mereka melalui pendidikan tinggi dan semangat belajar yang tak kenal lelah.