fomo, smartphone, ponsel, hp, media sosial
Tekno

Instagram Dituding Jadi Biang Kerok Depresi dan Kecemasan pada Anak

  • Lusinan negara bagian Amerika Serikat menggugat Meta Platforms dan Instagram dan menuduh mereka berkontribusi terhadap munculnya krisis kesehatan mental pada remaja
Tekno
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Lusinan negara bagian Amerika Serikat menggugat Meta Platforms dan Instagram dan menuduh mereka berkontribusi terhadap munculnya krisis kesehatan mental pada remaja melalui sifat adiktif dari platform media sosial mereka.

Seperti yang dilansir Trenasia dari Reuters pada Kamis, 26 Oktober 2023, dalam pengaduan yang diajukan di pengadilan federal Oakland, California pada hari Selasa lalu, 33 negara bagian Amerika Serikat termasuk California dan Illinois menyatakan bahwa Meta yang juga mengoperasikan Facebook telah berulang kali menyesatkan masyarakat tentang bahaya besar dari platformnya dan dengan sengaja menyebabkan anak-anak dan remaja menjadi kecanduan dan menimbulkan sifat kompulsif saat menggunakan media sosial.

Pengaduan kepada Instagram tersebut menyebutkan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan platform media sosial Meta oleh generasi muda dikaitkan dengan depresi, kecemasan, insomnia, gangguan terhadap pendidikan dan kehidupan sehari-hari, dan masih banyak dampak negatif lainnya.

Gugatan ini adalah merupakan gugatan yang terbaru dari serangkaian tindakan hukum terhadap perusahan media sosial tersebut atas nama anak-anak dan remaja. TikTok milik ByteDance dan YouTube milik Google juga menjadi subyek dari ratusan tuntutan hukum yang diajukan atas nama anak-anak dan sekolah mengenai kecanduan media sosial.

Gugatan Terhadap Meta

Seperti yang dilansir Trenasia dari HT Tech pada Rabu, 25 Oktober 2023 engaduan tersebut menyebutkan Meta telah memanfaatkan teknologi yang kuat dan belum pernah ada sebelumnya untuk memikat dan pada akhirnya menjerat generasi muda dan remaja dengan motif memperoleh keuntungan. Gugatan tersebut tampaknya juga dilakukan untuk mencari berbagai solusi termasuk hukuman perdata yang substansial.

Meski begitu, Meta mengatakan bahwa pihaknya tetap berupaya agar generasi muda tetap aman saat online. Berkat tuntutan tersebut, saham Meta sedikit menurun setelah gugatan negara bagian diumumkan.

Sebagian besar fokus pada Meta  berasal dari rilis dokumen pada tahun 2021 yang menunjukkan bahwa Meta memiliki data yang menunjukkan bahwa Instagram yang dimulai sebagai aplikasi berbagi foto justru menjadi bersifat adiktif dan memperburuk masalah citra tubuh bagi beberapa remaja putri.

Gugatan itu juga menuduh Meta berupaya memastikan generasi muda menghabiskan waktu sebanyak mungkin di media sosial meski mengetahui bahwa otak remaja rentan terhadap kebutuhan pengakuan dari orang lain yang berwujud ‘like’ terhadap kontennya. Tidak hanya itu, gugatan tersebut menuduh Meta menyangkal secara terbuka bahwa media sosialnya berbahaya.

Pengaduan tersebut turut menyatakan bahwa baru-baru ini tepatnya pada tahun 2020 Meta terus merancang platformnya dengan sengaja untuk memanipulasi respon dopamin pada pengguna yang masih muda. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan waktu pengguna yang dihabiskan di platform Meta. Meta tidak mengungkapkan bahwa algoritmanya dirancang untuk memanfaatkan respon dopamin pengguna mudah dan menciptakan kecanduan untuk selalu terlibat di platform tersebut. Perlu diketahui bahwa dopamin adalah salah satu jenis neurotransmitter yang berperan dalam munculnya perasaan senang.

Tidak hanya itu, gugatan tersebut turut menuduh Meta melanggar undang-undang yang melanggar pengumpulan data anak yang berusia di bawah 13 tahun. Selain itu, mereka menuduh Meta berusaha memperluas praktik yang berbahaya ke dalam virtual reality, termasuk dengan adanya Meta Horizon Worlds serta aplikasi komunikasi seperti WhatsApp dan Messenger.

Jaksa Agung California, Rob Bonta bahkan menyebutkan bahwa Meta telah merugikan anak-anak dan remaja yang membuat mereka jadi kecanduan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

Dari tuntutan-tuntuan di atas dapat disimpulkan bahwa Meta, perusahaan yang berpusat di Menlo Park, California tersebut telah menghadapi ratusan tuntutan hukum yang diajukan atas nama anak-anak dan distrik sekolah yang mengajukan klaim serupa.