Ilustrasi surat utang (obligasi) korporasi dan global bonds / Shutterstock
Obligasi

Intervensi BI di Pasar Uang dan Obligasi Pemerintah Demi Jaga Stabilitas

  • Bank Indonesia (BI) diyakini akan terus melakukan kebijakan stabilitas melalui intervensi pasar, baik di mata uang maupun di pasar obligasi pemerintah di tengah risiko volatilitas market terhadap penetapan penetapan arah suku bunga.

Obligasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diyakini akan terus melakukan kebijakan stabilitas melalui intervensi pasar, baik di mata uang maupun di pasar obligasi pemerintah di tengah risiko volatilitas market terhadap penetapan penetapan arah suku bunga.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan kejelasan arah kebijakan suku bunga AS ke depan juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan bank sentral dalam negeri.

Meskipun BI ingin melonggarkan kebijakan moneter karena inflasi yang terkendali dan perlambatan ekonomi domestik, namun Rully melihat adanya sinyal the Fed tentang dua kenaikan lagi di masa depan bakal menimbulkan risiko. 

“Potensi volatilitas dalam beberapa waktu ke depan berpengaruh besar kepada penetapan arah suku bunga oleh BI,” ujarnya melalui sebuah riset yang diterima Jumat, 23 Juni 2023.

Sebelumnya, BI mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75% serta suku bunga simpanan dan fasilitas pinjaman masing-masing di 5% dan 6,5%. Adapun enetapan suku bunga kebijakan selalu ditentukan oleh prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

“Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia berhasil menjaga inflasi pada tingkat yang lebih terkendali, baik IHK maupun inflasi inti,” papar Rully.

Lebih lanjut, Rully mengungkapkan, volatilitas pasar global pada Juni 2023 telah berkurang menyusul gejolak yang terjadi pada bulan sebelumnya. Menurutnya, volatilitas pasar pada periode Mei 2023 terutama didorong oleh kekhawatiran tentang gagal bayar utang pemerintah Amerika Serikat.

Selain itu, tambah dia, penyesuaian persepsi pasar terkait arah kebijakan suku bunga the Fed dalam beberapa bulan ke depan juga menjadi perhatian. “Kami percaya bahwa perbedaan persepsi antara The Fed dan pasar berpotensi menyebabkan peningkatan volatilitas dalam beberapa waktu ke depan.”