<p>Ilustrasi: Rumah tapak milik emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) / Intiland.com</p>
Industri

Intiland (DILD) Bukukan Penjualan Mencapai Rp1,64 Triliun

  • Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan pendapatan pra penjualan atau marketing sales 2021 sebesar Rp1,64 triliun. Marketing sales tersebut didominasi oleh penjualan proyek baru Intiland yang laku di pasaran.
Industri
Liza Zahara

Liza Zahara

Author

JAKARTA – Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan pendapatan pra penjualan atau marketing sales 2021 sebesar Rp1,64 triliun. Marketing sales tersebut didominasi oleh penjualan proyek baru Intiland yang laku di pasaran.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan pencapaian tersebut berasal dari strategi Perseroan yang meluncurkan proyek-proyek baru terbukti cukup efektif untuk mendogkrak kinerja penjualan.

“Dari total perolehan marketing sales yang dicatatkan pada 2021, sebesar Rp814,7 miliar atau sekitar 50% dari keseluruhan berasal dari peluncuran proyek baru,” kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied dalam keterangan resmi, Senin, 24 Januari 2022.

Marketing sales DILD 2021 sebesar Rp1,64 triliun melonjak 75% dibandingkan perolehan marketing sales di 2020 sebesar Rp937 miliar. Penjualan tersebut sukses memasarkan dua produk baru yakni Amesta Living di Surabaya dan DUO Talaga Bestari di Tangerang.

Ada empat segmen pengembangan yang dilakukan Intiland, kawasan perumahan menjadi kontribusi yang paling besar dalam perolehan marketing sales 2021. Pada segmen ini tercatat hasil penjualan sebesar Rp922 miliar atau 56% dari keseluruhan. Meningkat 45% dibandingkan perolehan 2020 sebesar Rp638 miliar.

Kemudian, di segmen mixed-use and high rise tercatat sebesar Rp390 miliar atau 24% pendapatan, lebih besar dibandingkan dengan hasil pra penjualan 2020 sebesar Rp151 miliar yang meningkat sebanyak 159%.

“Lonjakan perolehan dari segmen mixed-use and high rise didominasi dari proyek baru Tierra SOHO di Surabaya pada triwulan II-2021 dan penjualan unit apartemen 1 Park Evenue, The Rosebay, Graha Golf, dan Aeropolis,” katanya.

Pertumbuhan positif pada perolehan pra penjualan juga terjadi di segmen pengembangan kawasan industri yang membukukan marketing sales sebesar Rp329 miliar naik 123% dibandingkan dengan perolehan 2020 sebesar Rp148 miliar.

Archied mengatakan pertumbuhan positif pada pengembangan kawasan industri berasal dari proyek pengembangan industri baru di Batang, Jawa Tengah. Kontribusi lainnya dari penjualan lahan industri di Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur dan fasilitas pergudangan di Aeropolis, Tangerang.

Di segmen investment properties yang merupakan sumber recurring income atau pendapatan berkelanjutan tercatat kenaikan mencapai 11,5% di 2021 atau sebesar Rp658 miliar dari pengelola kawasan, fasilitas olah raga, penyewaan perkantoran dan rite, serta fasilitas standard factory building di kawasan industri.

“Kami sangat terbantu dengan Langkah strategis pemerintah dalam meluncurkan sejumlah stimulus kebijakan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan properti. Stimulus tersebut sangat efektif dan mampu membantu masyarakat membeli atau berinvestasi kembali,” tambahnya.