GJTL
Korporasi

Intip Aksi Gajah Tunggal (GJTL) dalam Implementasikan ESG

  • PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan environment, social, governance (ESG) di Tanah Air.

Korporasi

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan environment, social, governance (ESG) di Tanah Air.

Presiden Direktur GJTL, Sugeng Rahardjo menyampaikan perusahaan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan menjalankan strategi perusahaan yang jadi bagian dari aksi global.

"Aksi tersebut seperti mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, dan melindungi lingkungan hidup," ucap Sugeng dalam laporan berkelanjutan Minggu, 25 September 2022.

Ia menambahkan bahwa perusahaan juga saat ini terus berinovasi dengan membuat produk ban ramah lingkungan, efisiensi energi dan penggunaan sumber energi terbarukan, inisiatif pengurangan emisi, perlindungan sumber daya dan efisiensi penggunaan air, pengelolaan limbah dan penghijauan.

Kemudian, perusahaan juga berkomitmen dalam aspek ESG dengan berpartisipasi di The United Nations Global Compact (UN Global Compact) lewat jaringan lokalnya di Indonesai yaitu Indonesia Global Compact Network (IGCN) sejak 3 November 2016.

Selain itu, di Juli 2021 GJTL secara resmi menjadi anggota GPSNR (Global Platform Sustainability Natural Rubber) yang bermarkas di Singapura.

GPSNR adalah organisasi berbasis platform internasional yang dibentuk untuk mendifinisikan keberlanjutan rantai nilai karet alam.

Platform tersebut menyatukan berbagai pemangku kepentingan pada landasan bersama berdasarkan keadilan, kesetaraan dan kelestarian lingkungan.

"Perusahaan juga turut serta memproduksi ban ramah lingkungan dan juga ban khusus untuk low cost green car (LCGC)," tambah Sugeng.

Ia menambahkan, GJTL juga melakukan continuous improvement untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas termasuk mengurangi scrap (ban bekas), limbah, dan konsumsi energi.

Lalu, perusahaan juga menggunakan peralatan produksi yang berteknologi tinggi agar meningkatkan produktivitas dan menurunkan konsumsi energi per unit produk.

Efisiensi energi juga diterapkan pada fasilitas pendukung seperti konsep green building dengan optimasi natural light/sinar matahari serta auto shut down lighting system.

Saat ini perusahaan telah mengembangkan dan memproduksi ban ramah lingkungan, yaitu pertama kali memproduksi ban Champiro Eco untuk kendaraan roda empat dan ban IRC Enviro untuk roda dua.

Produk ban tersebut menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan yaitu non-carscinogenic dan telah beredar selama bertahun-tahun hingga sekarang.

Selain itu, dalam mendukung upaya pemerintah dalam hal pengurangan limbah plastik, perusahaan telah melakukan perubahan dalam hal kemasan produk dengan tidak lagi menggunakan pembungkus plastik untuk produk ban sepeda motor dan akan dilanjutkan untuk kemasan produk lainnya secara bertahap.

Tak lupa perusahaan juga bekerja sama dengan Perusahaan Original Equipment Manufacturer (OEM) dalam penyediaan ban untuk LCGC sejak tahun 2013 dan untuk kendaraan listrik khusus bus pada 2023 mendatang.

Dalam hal kegiatan operasi dan manufaktur perusahaan melakukan beberapa program seperti:

- Efisiensi energi di pabrik dan fasilitas pendukungnya dengan memasang sensor gerak pada lampu di kantor dan beberapa lokasi pabrik dan akan mengevaluasi setiap tahunnya.
- Memasang sensor gerak pada lampu di kantor dan beberapa lokasi di pabrik, yaitu memaksimalkan penggunaan natural light/sinar matahari dan auto shut down lighting system.
- Pengoperasian instalasi pengolahan air dan perputaran penggunaan (water treatment dan recycling).
- Penggunaan alat-alat berteknologi tinggi yang memiliki produktivitas tinggi dan hemat energi.

"Perusahaan juga selalu beradaptasi dengan perubahan tren dan praktik industri di zaman sekarang," pungkas Sugeng.

Ia menambahkan dalam hal manajemen scrap, GJTL bisa mengkreasikannya seperti untuk kerajinan, supporting ruang terbuka hijau, pot bunga hingga bak sampah.

Tak hanya itu, perusahaan juga melakukan pengolahan limbah cair dan padat sesuai prosedur dan perundangan yang berlaku serta untuk kebutuhan operasional tidak lagi menggunakan air tanah.

Maka dari itu perusahaan membuat sarana pengumpul air hujan berupa: sumur resapan dangkal (kedalaman 2 meter) sebanyak 61 unit, sumur resapan dalam (kedalaman lebih dari 15 meter) sebanyak 13 unit dan 1 unit kolam pengumpul air hujan dengan volume 100.000 meter kubik. Pembangunan water in-take dan dipergunakan sejak tahun 1993.

Kemudian perusahaan melakukan penghijauan secara masif dan menerapkan luas lahan terbuka hijau (RTH) sesuai ketentuan. Lebih dari 36.000 tanaman telah ditanam di area pabrik dan mengalokasikan lahan seluas 5 hektar di kota Bunder untuk dijadikan penghijauan di wilayah Tangerang.

Dalam hal energi, pada tahun 2020 GJTL mengalami penurunan produksi karena pandemi COVID-19. Namun, tak lama setelah itu kembali meningkat di tahun 2021 seiring dengan pulihnya permintaan produksi.

Tercatat pada tahun 2020 total konsumsi energi, listrik dan gas yaitu sebesar 5.540.855 GigaJoule. Jumlah tersebut lebih kecil dibanding pada tahun 2021 dengan pemakaian energi sebesar 6.173.728 GigaJoule.

Laporan Berkelanjutan Gajah Tunggal

"Tingkat efisiensi energi dalam tiga tahun terakhir secara konsisten memperlihatkan tingkat konsumsi energi yang semakin efisien," kata Sugeng.

Sugeng melanjutkan dalam aspek penggunaan air, perusahaan memanfaatkan air untuk keperluan produksi, sanitasi karyawan, bangunan kantor dan aktivitas kantor.

Lebih lanjut, Sugeng menambahkan air tersebut bersumber dari air permukaan (water in-take Sungai Cisadane). Selama tahun 2021, konsumsi air perusahaan tercatat sebanyak 3.367.432 meter kubik meningkat sebesar 14% dibanding penggunaan air di tahun 2020.

Peningkatan penggunaan air ini selaras dengan tingkat produksi ban yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun 2020.

Laporan Berkelanjutan Gajah Tunggal

Selama tahun 2021, GJTL telah melakukan beberapa upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan melakukan kegiatan penghematan penggunaan energi dengan memperbaharui mesin dan alat produksi relatif lebih rendah dalam penggunaan energi.

Lalu berbagai upaya lainnya dalam hal rekayasa energi yang dilakukan diantaranya dengan pemasangan ecomoniser boiler thermal, pemasangan press feed tank, menurunkan konsumsi steem gas, modifikasi section pompa dan lain-lain.

Adapun saat pandemi, total intensitas emisi yang dihasilkan yaitu 406.073,72 ton CO2eq. Angka tersebut terbilang lebih kecil dibanding saat aktivitas kembali normal pada tahun 2021 dengan perusahaan menghasilkan total intensitas emisi sebesar 447.946,98 ton CO2eq.

Sementara itu intensitas emisi yang dihasilkan oleh GJTL pada tahun 2020 tertera kenaikan listrik pada tahun 2020, dari 353.908,85 ton CO2eq menjadi 388.707,75 pada tahun 2021.

Lalu pada sumber kontribusi minyak solar dan oli tidak ada pergerakan. Berbeda dengan gas yang pada tahun 2020 mencatat angka 50.786,26 ton CO2eq lalu merangkak naik jadi 57.864,14 ton CO2eq pada tahun 2021.

Penurunan yang signifikan terlihat pada sumber kontribusi bahan bakar minyak (BBM). Tercatat tahun 2020 menggunakan 45,6 ton CO2eq, angka tersebut menurun menjadi 42,08 ton CO2eq pada tahun 2021.

Laporan Berkelanjutan Gajah Tunggal

"Di dalam negeri, percepatan pertumbuhan infrastruktur dan stabilitas politik, ekonomi menjadikan indonesia sebagai primadona dalam tujuan investasi," ucap Sugeng.

Maka dari itu ia menambahkan bahwa hal tersebut diharapkan mendorong terjadinya percepatan pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, jika iklim politik serta ekonomi indonesia stabil, hal itu akan berpengaruh secara positif terhadap kegiatan logistik dan mobilitas manusia dan pada gilirannya akan memicu pertumbuhan populasi kendaraan bermotor.

"Bisa jadi kedepannya ada sinyal positif bagi perusahaan dan juga kebijakan pemerintah untuk mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik," tukas Sugeng.

Ia melanjutkan bahwa GJTL sudah sangat siap mengembangkan dan juga mendorong berbagai faktor untuk mempercepat pengembangan produk ban untuk kendaraan listrik.