<p>Warga mengikuti ujicoba Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Intip Kecanggihan LRT Jabodebek Buatan Anak Bangsa

  • Lintas Raya Terpadu (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek dilengkapi dengan sistem yang canggih buatan anak bangsa lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Nasional
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Lintas Raya Terpadu (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek dilengkapi dengan sistem yang canggih buatan anak bangsa lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kementerian Perhubungan bersama empat BUMN, yakni PT Len Industri (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), melakukan uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek dengan kereta melalui lintas Stasiun TMII–Stasiun Harjamukti. Uji coba LRT Jabodebek kali ini dimaksudkan untuk menguji sistem operasi Grade of Otomation 0 (GOA 0) sebagai fase awal menuju sistem otomasi GOA 3.

Diinisiasi oleh PT KAI, agenda uji coba dihadiri oleh PPK LRT Kementerian Perhubungan Ferdian, Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat, Direktur Operasi 2 Adhi Karya Punjung Setya Brata, Direktur Operasi INKA I Gede Agus Prayatna, dan Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha Jeffrie N. Korompis.

“Kita melakukan uji coba terhadap sistem operasi yang sudah kita pasang di sini. Yang mengerjakan adalah dari Len Industri dan dari Siemens. Pada hari ini kita berangkat sudah menggunakan sistem operasi GOA 0. Sistem otomasi belum dibuktikan, tetapi secara full sinyal merah, kuning, hijau itu sudah sesuai dengan standar-standar pengoperasian KAI,” jelas Ferdian dalam sambutannya dikutip dari laman Kementerian BUMN, Minggu, 8 November 2020.

Sementara itu Linus menjelaskan, secara keseluruhan kegiatan pengujian hari ini dari Stasiun TMII-Stasiun Harjamukti dan sebaliknya bisa berjalan dengan baik. Len Industri dalam pembangunan LRT Jabodebek secara keseluruhan berperan dalam manajemen proyek, instalasi, pengujian dan pengawasan, suport engineering, serta pengadaan material lokal.

Dalam pembangunannya, Len Industri menggarap sistem persinyalan LRT Jabodebek dan Len Railway Systems (anak perusahaan Len Indsutri) menggarap PSD (Platform Screen Door) sebagai mekanisme pengamanan penumpang LRT Jabodebek .

Solusi Transportasi Jabodetabek Raya

Menurut Linus, LRT Jabodebek memiliki potensi besar menjadi solusi transportasi Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dan untuk menjawab kebutuhan transportasi masyarakat Jakarta. LRT akan menjadi moda transportasi sehari-hari dalam memobilisasi masyarakat dari permukiman menuju pusat Jakarta.

Sistem pengoperasian LRT akan lebih efektif karena menggunakan sistem yang lebih canggih. LRT akan bergerak tepat waktu dengan penjadwalan yang sistematis. Karena itulah, LRT dengan kapasitas 720-1.200 penumpang per rangkaian, kereta akan bisa mempercepat waktu tunggu atau headway hingga kurang dari 3 menit.

Pembangunan LRT dilakukan secara elevated karena untuk menghindari besarnya masalah pembebasan lahan dan menghindari terhambatnya perjalanan karena adanya perlintasan sebidang yang tentunya berpotensi menimbulkan kemacetan.

Pimpinan proyek LRT Jabodebek PT Len Industri, Yadi Ramdani menambahkan, dalam proyek LRT Jabodebek Len sudah mensuplai produk dan perangkat seperti tiang sinyal, tiang access point, marker board, rodding point machine, tiang ETS, power distribution cabinet, dan rack server videowall.

“Sementara untuk sistem interlocking menggunakan TrackGuard Westrace dan CBTC TrainGuard MT dari Siemens,” kata dia.

Uji coba persinyalan dilakukan menggunakan pola operasi dengan 2 train set. Perubahan atau pembentukan rute dilakukan dari back-up Operation Control Center (OCC) dengan kecepatan kereta mencapai 80 Km/jam. Perjalanan dari Stasiun TMII–Stasiun Harjamukti, hingga kembali ke Stasiun TMII berjalan lancar tanpa kendala.

Uji coba persinyalan LRT Jabodebek dengan sistem operasi GOA 0 merupakan fase awal untuk mempersiapkan sistem GOA 3 secara menyeluruh dan memerlukan tahapan-tahapan lebih lanjut untuk memastikan setiap wesel hingga automatic train protection dapat berfungsi dengan baik, sehingga otomatisasi GOA 3 dapat beroperasi penuh sesuai target di Juni 2022 mendatang.

Akhir tahun 2020, menurut Yadi, Len Industri memang menargetkan lintas pelayanan 1 sudah bisa dilakukan sistem GoA 0 dengan menggunakan sistem persinyalan. Sementara untuk lintas pelayanan 2 dan 3 saat ini telah memasuki tahap pemasangan peralatan signaling serta memulai pekerjaan lifting di area Depo.

“Hari ini adalah hari yang cukup, menurut saya, ini cukup penting untuk kita ketahui bersama bahwa ini memang sudah step yang maju kalau kita lihat dari tahun-tahun sebelumnya, di mana kita masih banyak struggling dengan banyak hal. Hari ini Alhamdulillah sudah masuk ke arah fasilitas operasi. Mudah-mudahan ke depannya sudah tidak terlalu banyak masalah lagi,” jelas Ferdian. (SKO)