Intip Peluang Bisnis Bukit Asam (PTBA) di Tengah Anjloknya Harga Batu Bara Dunia
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) diprediksi memiliki prospek cerah di tengah anjloknya harga batu bara dunia. Jumlah ekspor yang minim justru memberikan berkah tersendiri bagi emiten pelat merah ini.
Korporasi
JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) diprediksi memiliki prospek cerah di tengah anjloknya harga batu bara dunia. Jumlah ekspor yang minim justru memberikan berkah tersendiri bagi emiten pelat merah ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengatakan fokus perseroan pada penjualan domestik menjadi keuntungan saat peningkatan pasokan dan permintaan batu bara yang relatif lemah tahun ini.
Selain itu, lanjut Rizkia, perseroan berencana melakukan ekspansi jalur kereta ambisius yang dimulai pada 2023. “Ini diharapkan memiliki ruang yang cukup untuk meningkatkan produksi batu bara dan volume penjualannya,” ujarnya melalui riset yang diterima Senin, 10 April 2023.
Sebelumnya, Rizkia telah memangkas rating batu bara Indonesia menjadi pandangan netral. PTBA menjadi pilihan utama dengan target harga Rp5.245 per lembar dan valuasi 3,5x dari proyeksi P/E tahun 2023.
- 4 Cara Menghadapi Anggota Tim yang Dominan Saat Rapat
- Ssst! Gunakan 10 Kata Berikut untuk Mendapatkan Apa yang Anda Inginkan Dalam Negosiasi
- Kantongi Izin Bappebti, Bitwewe Akan Layani Investor Aset Kripto di Bulan Mei
Pada Maret 2023, harga batu bara ARA anjlok 44% dari level Desember 2022 menjadi US$135,1 per ton. Pada kesempatan yang sama, harga batu bara Newcastle ambruk 55% menjadi US$179,4 per ton dibandingkan dengan level akhir tahun lalu.
Rizkia memperkirakan harga batu bara akan terus melemah yang disebabkan peningkatan produksi batu bara domestik di China dan India, penurunan harga LNG, dan menurunnya ketegangan geopolitik.
“Kecenderungan permintaan dalam beberapa bulan ke depan mungkin kami perkirakan untuk tetap bervariasi.”
Sedangkan ia memprediksi permintaan batu bara dari China akan menurun pada April 2023. Sebab, tingginya pasokan batu bara termal dan maintanance di jalur berat utamanya, Daqin Railway.
“Namun, kami memperkirakan akan terjadi lonjakan permintaan jangka pendek untuk batubara termal di India selama musim pre-monsoon, yang biasanya terjadi dari Maret hingga Mei 2023,” pungkasnya.